Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, untuk mengatasi dampak perubahan iklim, pihaknya tengah melakukan optimalisasi irigasi pertanian. Di saat yang sama, Kementan juga masih terus memperbarui inovasi smart irrigation atau irigasi otomatis.
Dia sepenuhnya sadar, air merupakan kebutuhan dasar di sektor pertanian. Hanya saja, untuk mendapatkan hasil yang optimal, air yang dalam hal ini bagian penting dari irigasi harus dikelola dengan baik. Baik saat musim penghujan maupun ketika kemarau.
"Karena kalau tidak dikelola dengan baik, air juga bisa menjadi petaka," tuturnya, September kemarin.
Terpisah, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil membeberkan, selain mengembangkan inovasi baru, ada beberapa cara yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi irigasi. Beberapa di antaranya adalah dengan menggunakan sarana embung, rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) hingga pemompaan.
“Misalnya ketika banjir ada pemompaan untuk menarik air, begitu pula saat musim kemarau. Artinya, secara umum kami sudah siapkan untuk mengantisipasi perubahan iklim,” kata Ali Jamil kepada Alinea.id, Kamis (30/9).
Terkait inovasi irigasi yang masih terus dikembangkan oleh Balai Besar Mekanisme Pertanian (BBP Mektan) Kementerian Pertanian ialah Smart Irrigation. Inovasi ini merupakan salah satu alat yang menggunakan konsep dan metode kontrol jarak jauh, monitoring, pengiriman data dan berbagai fungsi lainnya. Untuk pengoperasiannya dilakukan menggunakan sistem Internet of Things (IoT) yang sudah terhubung dengan telepon genggam berbasis android.
Alinea.id mengulas inovasi pertanian demi melawan ancaman kekeringan dalam artikel ini.