Hasil penelitian Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) atau Ecoton (Ecological Observation and Wetland Conservation) dan Rivers Warrior melansir delapan kota/kabupaten yang menjadi penyumbang sampah terbanyak yakni Bangkalan, Magetan, Tulungagung, Gresik, Jember, Malang, Kediri, dan Sidoarjo.
Di mana hasilnya menunjukkan bahwa sampah kemasan saset dari Wings (523 sampah), Unilever (330 sampah), Indofood (307 sampah), Mayora (209 sampah), dan Ajinomoto (183 sampah) masih ditemukan di bantaran sungai-sungai di 8 kota/kabupaten tersebut.
Hal ini jelas miris, di tengah gembar-gembor pengelolaan sampah plastik dan kemasan dari plastik daur ulang. Sampah-sampah kemasan dari perusahaan terutama produsen barang consumer (fast moving consumer good/FMCG) masih banyak ditemukan di sungai seluruh Indonesia. Bahkan, menurut catatan Peneliti Senior Ecoton Prigi Arisandi, sampah plastik kemasan telah menyumbang 16% dari total polutan di perairan nasional.
“Kemasan saset dijual dengan harga murah, tapi menimbulkan biaya penanganan yang sangat mahal untuk pengumpulan dan pemilahan sampahnya kalau sudah terlanjur tercecer di lingkungan,” katanya, kepada Alinea.id, Selasa (24/1).
Belum lagi, sampah plastik di perairan menimbulkan remahan plastik atau mikroplastik yang efektif memberikan tekanan pada kesehatan lingkungan dan manusia yang hidup di sekitarnya.
Alinea.id mengulas dampak sampah plastik pada sungai dalam artikel ini.