Merayakan Hari Raya Nyepi di Jakarta bagi warga umat Hindu Bali sangat berbeda dengan perayaan yang berlangsung di Bali. Kesumpekan kota Jakarta dan beraktivitasnya warga kota seperti biasanya, sedikit mengurangi rasa khusyuk ibadah Nyepi.
Nyoman Bagus, salah satu jemaat Hindu, misalnya mengatakan kalau perayaan di Bali tentu akan lebih terasa sakral dibandingkan dengan di Jakarta. Pria kelahiran Bali yang telah menetap di Jakarta sejak tahun 1998 ini mengatakan, perayaan di Bali lebih terasa karena dilakukan oleh hampir semua orang dalam satu pulau itu.
“Kalau di Bali kan hampir semua Hindu, dan orang melakukannya semua, toko-toko tutup. Semua aktivitas berhenti, jadi lebih terasa,” katanya ketika ditemui di sela-sela upacara.
Gayatri, umat Hindu lainnya, juga mengatakan hal yang sama. Ia mengatakan, perayaan Nyepi di Jakarta tantangannya lebih terasa, karena warga lainnya akan beraktivitas seperti biasa.
Sebagian besar warga Hindu di Jakarta juga dapat melaksanakan Catur Brata Nyepi di Pura Aditya Jaya. Dalam melaksanakan Catur Brata penyepian, umat Hindu dilarang untuk melakukan empat hal ini: Amati Geni (menyalakan api), Amati Karya (bekerja), Amati Lelanguan (bersenang-senang), dan Amati Lelungan (bepergian). Semua ritual akan dilakukan dalam kondisi hening dan tanpa aktivitas apa pun.