Aksi Kamisan di depan Istana Negara tepat berusia 13 tahun, Kamis (16/1) lalu. Diinisiasi keluarga korban, aktivis HAM, dan para penyintas, aksi protes yang identik dengan payung hitam itu kini mulai marak dihadiri generasi milenial.
Relawan Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Nita Noviyanti Anugerah mengatakan, jumlah kaum milenial yang ikut aksi Kamisan terus meningkat setiap tahunnya. Menurut catatan KontraS, kini aksi serupa telah digelar di 36 titik di 22 kota.
"Di Pulau Jawa paling banyak. Di Jawa Barat saja ada aksi Kamisan Bandung, aksi Kamisan Bekasi dan aksi Kamisan Parung Panjang. Semuanya diramaikan anak muda," ujarnya kepada Alinea.id, belum lama ini.
Menurut Nita, terjadi lonjakan peserta aksi dalam beberapa bulan terakhir. Di Jakarta misalnya, aksi Kamisan rutin dihadiri 70-80 remaja berusia 18-21 tahun.
Kehadiran kaum milenial di aksi Kamisan turut diapresiasi Direktur Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid. Menurut Usman, kaum milenial peserta Kamisan membuktikan bahwa generasi mereka kritis dan peduli terhadap hak asasi manusia.
"Saat ini, pemerintah itu mencoba memberangus kebebasan berekspresi, baik di kampus maupun masyarakat. Tapi, Kamisan telah menjadi tanda bahwa kebebasan yang dipukul mundur itu belum benar-benar hilang," ujar dia.