close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepengurusan gemuk Golkar yang disusun Airlangga Hartarto menyimpan potensi konflik. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan
icon caption
Kepengurusan gemuk Golkar yang disusun Airlangga Hartarto menyimpan potensi konflik. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan
Infografis
Rabu, 29 Januari 2020 18:07

Wajah baru DPP Golkar

Jumlah pejabat strategis di struktur kepengurusan Golkar melonjak. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan
swipe

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto memenuhi janjinya memangkas jumlah pengurus di struktur keorganisasian Golkar. Dari 251 pengurus, kini hanya ada 107 orang yang didaulat menjadi pengurus di DPP. Meskipun ringkas, jumlah pejabat strategis melonjak.  

Selain 11 waketum, Airlangga juga menambah jumlah wasekjen dari 13 orang pada 2018 menjadi 35 orang pada periode 2019-2024. Airlangga juga menunjuk 18 wakil bendahara umum untuk mendampingi Dito Ganindito. Dito menggantikan Robert Kardinal sebagai bendahara umum.

Kepengurusan itu dikritik juru bicara Tim 9 Viktus Murin. Menurut Viktus, susunan kepengurusan baru DPP Golkar tidak mencerminkan semangat rekonsiliasi. Itu setidaknya terlihat dari mayoritas jabatan strategis yang dikuasai kader-kader pro-Airlangga.

Dari sekitar seratus loyalis Bamsoet, menurut Viktus, hanya empat orang yang namanya tercantum dalam kepengurusan Golkar periode 2019-2024, yakni Nusron Wahid, Robert J Kardinal, M Misbakhun, dan Junaidi Elvis. 

"Jadi, tidak menunjukkan komiten rekonsiliasi dan cenderung melecehkan komitmen itu. Bayangkan dari seratus lebih tim Pak Bamsoet, hanya empat yang ditarik," kata mantan Wasekjen Golkar itu saat berbincang dengan Alinea.id di Jakarta, Senin (27/1). 

Tim 9 juga menyoroti masuknya nama anak Airlangga, Ravindra dan Adanti Kurnia dalam struktur kepengurusan baru Golkar. Menurut Victus, tidak sepatutnya Airlangga memasukan kerabat dekat dalam pengurus inti Golkar. 

Apalagi, Airlangga juga tidak memasukan kader-kader dari organisasi-organisasi sayap Golkar, semisal Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR). 

Infografik Alinea.id/Dwi Setiawan

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan