Para jurnalis Bosnia menuntut keadilan setelah seorang wartawan dipukuli sejumlah penyerang tak dikenal. Serangan ini diduga karena yang bersangkutan meliput protes yang sensitif secara politis.
Pada hari Senin (27/8), Amerika Serikat dan Uni Eropa menyatakan, mengutuk serangan terhadap Vladimir Kovacevic, seorang wartawan yang bekerja untuk jaringan TV BN di Republik Srpska.
Pada Minggu (26/8) malam, Kovacevic mengunggah sebuah foto di Twitter yang menunjukkan wajah berlumuran darah dan kepala yang dibebat.
"Dua puluh menit yang lalu, sepulangnya saya bekerja, dua pemuda datang dan memukuli saya dengan tongkat," ujar Kovacevic, yang dirawat di sebuah rumah sakit di Banja Luka, ibu kota administratif Republik Srpska.
Dia menambahkan, "Kedua penyerang jelas tahu di mana saya tinggal ... ketika saya melintas, mereka mulai memukuli saya secara brutal."
Insiden penyerangan tersebut memicu kecaman di kalangan media lokal. Banyak orang dilaporkan berkumpul di Banja Luka pada hari Senin untuk memprotes apa yang menimpa Kovacevic.
"Salah satu dari kami diserang," ujar ketua asosiasi jurnalis Bosnia Marko Divkovic. "Ini seperti kasus teror terorganisir dari para politikus, sistem peradilan dan polisi," imbuhnya seraya menambahkan bahwa dia khawatir akan muncul lebih banyak masalah lagi yang menargetkan wartawan Bosnia jelang pemilu pada 7 Oktober.
Harlem Desir, perwakilan media untuk Organisation for Security and Co-operation di Eropa juga menyesalkan pemukulan terhadap Kovacevic. Dia mengatakan, "retorika negatif yang digunakan untuk melawan media harus diakhiri untuk mencegah serangan lebih lanjut terhadap jurnalis".
"Saya mendesak pihak berwenang di Bosnia dan Herzegovina untuk cepat menyelidiki serangan ini dan membawanya ke pengadilan," tutur Desir.
Simbol Korupsi
Wartawan di Bosnia, negara dengan iklim politik yang sangat terpolarisasi, kerap mengalami serangan verbal, ancaman, dan gugatan hukum terkait pencemaran nama baik.
Kovacevic diserang sekembalinya dia dari meliput demonstrasi atas kematian seorang mahasiswa David Dragicevic (21).
Kematian mencurigakan pemuda itu disebut sebagai sebuah simbol korupsi pemerintah dan ketidakadilan. Para demonstran menuduh pihak berwenang berusaha menutup-nutupi kematian Dragicevic.
Jasad Dragicevic ditemukan pada Maret lalu di sebuah anak sungai di pusat kota Banja Luka. Keterangan polisi menyebutkan bahwa pemuda itu tenggelam dan terdapat kandungan alkohol serta narkoba di tubuhnya.
Namun pada Juni lalu, Dewan Penyelidik yang dibentuk untuk menginvestigasi kematian Dragicevic menyimpulkan ada banyak bukti bahwa korban dibunuh dan jaksa penuntut umum harus segera menanggapi temuan-temuan itu. Tetapi parlemen menolak kesimpulan tersebut, meskipun mengatakan jaksa dalam kasus tersebut telah membuat banyak kesalahan.
Dari awal penyelidikan, orang tua Dragicevic mengklaim bahwa kematian putra mereka akibat dibunuh secara brutal dan mereka memiliki bukti terkait itu. Menurut Davor Dragicevic, sang ayah, pembunuhnya adalah seorang tokoh terkenal dan petugas polisi, Menteri Dalam Negeri Dragan Lukac, serta kepala polisi lokal Darko Culum berusaha menutupi kejahatan pelaku.
Sementara itu, ibu Dragicevic mengatakan bahwa anaknya sempat mengirim pesan berisi "jika sesuatu terjadi pada saya, pelakunya adalah F.C", tepat pada malam dia menghilang.
Kematian Dragicevic memicu protes harian di Banja Luka sejak hari di mana jasadnya ditemukan. Setiap pukul 18.00 waktu setempat, kerumunan 200 orang akan berkumpul di alun-alun Krajina di pusat Banja Luka untuk menuntut keadilan bagi Dragicevic.
Sumber: Al Jazeera