close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Politikus PDIP, Adian Napitupulu. Dokumentasi DPR
icon caption
Politikus PDIP, Adian Napitupulu. Dokumentasi DPR
Media
Jumat, 13 Januari 2023 18:06

Adian Napitupulu kritik media Surya Paloh soal pidato Megawati

Adian menduga judul tersebut sengaja dinaikkan untuk pencapresan Anies hingga mencegah kader NasDem di-reshuffle.
swipe

Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu, mengkritisi pemberitaan yang ditulis media milik Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, terkait pidato politik Megawati Soekarnoputri dalam acara HUT ke-50 PDIP. Menurutnya, berita berjudul "Megawati Pamer Kuasa di Depan Jokowi" sangat tendensius dan tidak sesuai fakta.

"Ketika Ibu Megawati bicara tentang peran PDI Perjuangan pada Jokowi, maka kader bertepuk tangan, Jokowi senyum-senyum. Tapi, di luar sana, ada redaksi Media Indonesia yang menyatakan bahwa Ibu Megawati pamer kuasa di depan Jokowi. Judul yang terlalu tendensius," ujar Adian, Jumat (13/1)

"Apakah ada pihak yang merasa terganggu dengan gelak tawa kader dan senyum Jokowi dalam hangatnya acara ulang tahun PDI Perjuangan?" imbuhnya bertanya.

Adian menilai, apa yang ditulis Media Indonesia sangat tendensius dan subjektif bahkan manipulatif. Dalihnya, apa yang disampaikan Megawati dalam pernyataannya adalah " ... padahal Pak Jokowi kalau enggak ada PDI Perjuangan, duh, kasihan, deh". Namun, sambungnya, pernyataan tersebut ditafsir berbeda.

"Kalimat itu lalu di manipulasi menjadi judul berita 'Megawati Pamer Kuasa di Depan Jokowi'. Padahal, jelas dalam kalimat itu Megawati tidak menyebut dirinya, tapi PDI Perjuangan," katanya.

Adian berpendapat, makna dari pernyataan Megawati soal peran PDIP dalam kemenangan Jokowi adalah yang berperan dalam keberhasilan tersebut bukan hanya segelintir orang. Namun, ada juga keringat deras dari struktur partai hingga tingkat anak ranting.

"Ada keringat kader PDI Perjuangan dari yang berdasi hingga kader PDI Perjuangan yang menjadi sopir angkutan umum, petani, nelayan, dan sebagainya," ucapnya.

Adian pun mempertanyakan judul berita Media Indonesia tersebut, apakah mewakili tujuan ideal media massa yakni menyajikan objektivitas tanpa kenyinyiran atau demi komersial. Dia juga menegaskan, jangan sampai berita itu ditulis untuk kepentingan kelompok tertentu, khususnya Partai NasDem yang mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).

"Atau mungkin mewakili kepentingan pemilik modal media itu yang konon ngebet mencalonkan calon presiden yang konon akan menjadi antitesa Jokowi atau mungkin terkait isu resuffle? Judul berkonotasi 'adu domba' itu mungkin dianggap dapat mencegah 'ancaman' reshuffle," tutur Adian.

Apa pun motif dan tujuannya, bagi Adian, tentu menyedihkan jika media yang seharusnya menjadi pilar demokrasi, tetapi dalam praktiknya justru menjadi pilar ambisi. Media yang idealnya menjadi corong kebenaran, tetapi faktanya menjadi corong kepentingan.

"Tragis ketika media tidak lagi menjadi alat membangun kecerdasan massa, tapi murni menjadi alat propaganda berebut kuasa," tandasnya.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan