close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Umat muslim menunaikan salat saat mengikuti Aksi 212
icon caption
Umat muslim menunaikan salat saat mengikuti Aksi 212 "Berantas Mega Korupsi Selamatkan NKRI" di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (21/2/2020). Foto Antara/Dhemas Reviyanto/foc.
Media
Selasa, 03 Maret 2020 15:26

Aksi 212: Kehilangan pamor dan konsisten senggol Ahok

Aksi demonstrasi PA 212 kembali digelar di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (21/2). Bagaimana media mengaver aksi ini?
swipe

Persaudaraan Alumni (PA) 212 mulai kehilangan pamor. Aksi demonstrasi yang digelar di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (21/2) itu tak lagi mendapat tempat utama di media online. 

Aksi ini bertajuk “Berantas Megakorupsi, Selamatkan NKRI”. Dalam reli, kelompok yang dikomandoi Slamet Maarif tersebut mengusung enam agenda. “Benang merahnya”, isu korupsi.

Berbeda dengan aksi-aksi pada 2016 silam yang mendapatkan tempat di berbagai media online. Kecuali bagi daerah-daerah yang masih kental nuansa agamanya, seperti Aceh dan Riau. Itu seperti yang terekam dalam hasil riset Alinea.id. Sejak 18-23 Februari 2020, setidaknya terdapat delapan isu dalam 1.206 berita dari 301 media dalam jaringan atau daring (online).

Tercatat 10 portal online terintensif memberitakan PA 212 pada medio Februari 2020. Sebanyak tujuh di antaranya, merupakan media arus utama (mainstream). Detik.com membuat konten terbanyak (97 artikel). Lalu, disusul Indozone.id (49 artikel), Tribunnews.com (43 artikel), Tempo.co (31 artikel), Suara.com (30 artikel), Akurat.co (29 artikel), Wartaekonomi.co.id (25 artikel), serta Harianaceh.co.id, Kumparan.com, dan Riau24.com masing-masing 24 artikel.

Agenda PA 212 juga tak lagi “seksi”. Tecermin dari delapan isu tertinggi pada pemberitaan portal online, tak semua agenda PA 212 “dilahap” media. Bahkan, menjadi concern utama. Seperti kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR; penyelesaian korupsi penjualan kondensat yang menjerat PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Honggo Wendratno; pencopotan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah komando Firli Bahuri cs; dan tuntutan penerapan potong tangan untuk koruptor.

Satu agenda lain, menyasar Ahok. Dari atas mobil komando, orator mendesak politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mundur sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Dalihnya, terlibat banyak kasus rasuah kala memimpin Ibu Kota. Isu itu mendapatkan ekpose tertinggi dibandingkan tujuh isu lain. Mencapai 153 pemberitaan (20%).

Hal tersebut menunjukkan, media masih membingkai PA 212 vis a vis Ahok. Sekali pun isu yang disuarakan Slamet cs bukan lagi menyangkut penodaan terhadap agama. Melainkan kasus dugaan rasuah selama menjabat wakil gubernur dan gubernur. Aksi itu juga menyebut korupsi yang dilakukan Ahok didukung taipan Sugianto Kusuma alias Aguan.

Pemberitaan meluas hingga tanggapan beberapa pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Seperti Menteri BUMN Erick Thohir serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam merespons tuntutan PA 212 tersebut, pemerintah–baik Erick maupun Luhut–memastikan tak akan memenuhinya. Pertimbangannya, tak ada bukti dan kinerja Ahok di Pertamina tergolong baik.

Media juga mengaver desakan penyelesaikan megaskandal di perusahaan pelat merah. Baik PT Asuransi Jiwasraya (Persero) maupun PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) alias ASABRI. Porsinya 149 artikel (19%). Isu ini hangat diperbincangkan lantaran kerugian negara akibat dugaan korupsi di dua BUMN tersebut nyaris Rp30 triliun. 

Berikutnya, menyangkut dugaan pelemparan batu di kediaman Slamet di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), pada Selasa (18/2) dini hari. Korban menduga, teror di rumahnya terkait rencana aksi PA 212. Ekpos insiden ini sebanyak 143 berita (18%).

Keterlibatan anak-anak dalam aksi PA 212 juga disorot portal online. Apalagi, beberapa di antaranya kedapatan merokok. Cakupan beritanya mencapai 120 artikel (15%). Sejumlah instansi pun angkat bicara. Seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Lembaga ad hoc itu juga menemukan, banyak anak putus sekolah yang terlibat.

Masalah ini kian memperburuk citra PA 212 di ruang publik. Mengingat, entitasnya berangkat dari isu sakral: Agama. Meski banyak pihak sedari awal berseberangan. Khususnya para penolak politik identitas dan pendukung penguasa.

Hal lain yang diangkat media online, yakni persiapan jelang reli sebanyak 95 berita (12%). Kemudian, 72 berita menyangkut pengamanan aksi (9%), sebanyak 45 berita tentang orasi menjatuhkan Jokowi (6%), dan delapan berita mengenai izin (1%).

Media memberitakan Aksi 212. Alinea.id/MT Fadilah.

 

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan