Kurang lebih sudah satu pekan nuansa Pemilu dan Lebaran meramaikan jagad media sosial. Para pembuat konten (content creator) tetap mengatur strategi agar tayangan mereka tidak tenggelam.
Septiar Lase misalnya yang meramaikan ranah TikTok, Youtube, dan Instagram dengan konsep challenge. Persisnya, ia akan menantang ibu rumah tangga di pasar untuk berbelanja dengan misi yang seru.
Akunnya diberi nama sederhana @Lase.tiar itu sudah berjalan dalam kurun waktu satu tahun. Berdasarkan semua pengalaman yang ada, Lase demikian disapa, memiliki kiat untuk membuat konten-kontennya tidak keluar dari algoritma media sosial.
“Kalau gue sih yang pertama itu harus memahami audiens,” kata Lase kepada Alinea.id, Sabtu (20/4).
Dengan gestur tangan yang lihai, ia menjelaskan bahwa mencari tahu dengan melakukan riset adalah awal yang baik untuk berkonten. Tentunya, yang diriset ada pada kebutuhan masyarakat.
Preferensi dari masyarakat akan sangat membantu dirinya untuk mewujudkan sebuah tayangan yang menarik. Kata kunci preferensi dan kebutuhan harus tersambung.
Setelah itu, membuat kontennya juga bisa beriringan dengan musim yang datang. Bila terkait pemilu atau Lebaran, maka konsep konten yang menjadi ciri khas akan diadaptasi dalam sebuah bingkai sesuai tema.
Relevansi menjadi kata kunci selanjutnya. Secara khusus, ia membuat konten semangat lebaran dengan mengutamakan keberagaman dan kesederhanaan.
“Yang terakhir itu menghindari membuat konten yang menimbulkan kontroversi yang dapat memicu perpecahan,” ujarnya.
Sambil memandang langit Gelora Bung Karno siang itu, ia membayangkan strategi baru setelah lebaran dan pemilu berakhir. Seperti mengganti fokus konten dengan mengikuti peristiwa atau momen berikutnya yang relevan dengan audiens.
Misalnya, fokus pada topik-topik seperti perayaan nasional, musim liburan, atau isu-isu sosial yang sedang tren. Namun, pria berdarah Nias ini, menekankan konsep dasar seperti menciptakan konten yang relevan dan menarik tetap berlaku.
Sejalan, CEO Balomba Kevin Daniel menilai, para pembuat konten dalam menghadapi kedua musim tersebut, harus bisa menyesuaikan konten dengan tema tertentu.
Ia mencontohkan dengan akun konten yang dimilikinya, Balomba sebutannya. Konsep lomba-lomba unik dan berbagai games selama 4 tahun tersebut menunjukan strateginya tidak kalah karena berhasil menembus penonton di tengah Lebaran dan pemilu hingga jutaan.
“Tetap dengan membuat game unik seperti biasa tapi di dalam game tersebut ada unsur unsur pemilu maupun Lebarannya,” ujar Kevin kepada Alinea.id melalui pesan singkat, Sabtu (20/4).
Kini, perlombaan lainnya pun diganti dengan tema sederhana. Yakni, kehidupan sehari-hari.
Sebab, tema itu sudah ada dalam kehidupan bermasyarakat dan tidak akan lapuk. Alhasil, masyarakat merasa terhubung karena menerima lomba yang disajikan pernah dialami atau ingin dialaminya.
“Lombanya lebih relate ke kehidupan sehari hari agar tetap relevan dan bisa dinikmati oleh penonton,” ucapnya.