close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa dan pelajar untuk memprotes RUU kontroversial di DPR dan sejumlah daerah disorot dunia. / Antara Foto
icon caption
Aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa dan pelajar untuk memprotes RUU kontroversial di DPR dan sejumlah daerah disorot dunia. / Antara Foto
Media
Selasa, 01 Oktober 2019 01:09

Demonstrasi mahasiswa dan pelajar RI di DPR disorot dunia

Aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa dan pelajar untuk memprotes RUU kontroversial di DPR dan sejumlah daerah disorot dunia.
swipe

Aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa dan pelajar untuk memprotes RUU kontroversial di DPR dan sejumlah daerah disorot dunia.

Majalah Time menurunkan judul Ribuan pelajar Indonesia protes pembatasan KPK. Dalam artikelnya yang rilis pada Senin (30/9), disebutkan aksi unjuk rasa terjadi saat anggota DPR menggelar sidang paripurna untuk terakhir kalinya.

Bentrokan antara mahasiswa-pelajar dengan polisi anti huru hara pecah pada malam hari saat aparat berupaya membubarkan massa. Pengunjuk rasa membakar ban, melempari polisi dengan batu, bom molotov, dan petasan.

Polisi anti huru hara merespons dengan menembakkan gas air mata dan meriam air. Kejadian serupa juga terjadi di Bandung, Makassar, hingga Solo, Jawa Tengah. 

Demonstran sangat marah karena parlemen mengesahkan Undang-undang yang memperlemah wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK merupakan badan yang penting untuk memerangi korupsi yang terjadi secara endemik di Indonesia.

"Aktivis mengatakan revisi itu melemahkan kekuatan salah satu lembaga publik paling kredibel di negara di mana polisi dan DPR dianggap korup secara luas," tulis Time yang berbasis di Amerika Serikat itu.

Sementara itu, The New Straits Times yang berbasis di Malaysia merilis judul Ribuan orang berkumpul di seluruh Indonesia dalam protes baru menentang reformasi kontroversial. Berita yang diturunkan pada hari yang sama itu menyoroti aksi protes terjadi karena ada larangan hubungan seks pra-nikah dan melemahkan KPK.

Setidaknya, dua mahasiswa telah tewas dan ratusan lainnya terluka dalam unjuk rasa yang terjadi di negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara itu. Kericuhan pecah hanya beberapa pekan sebelum Presiden Joko Widodo memulai masa jabatan kedua sebagai kepala negara demokrasi terbesar ketiga dunia.

"Aksi unjuk rasa ini adalah demonstrasi mahasiswa terbesar sejak demonstrasi jalanan massal pada tahun 1998 menggulingkan kediktatoran Soeharto," tulis New Straits Times.

Beberapa hari terakhir, investor asing terus mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sehingga menggerus net buy menjadi Rp51,93 triliun sejak awal tahun. / Bursa Efek Indonesia

Investor asing lari

Sementara itu, kantor berita bisnis global Bloomberg yang berbasis di AS juga menurunkan berita terkait aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar. Bloomberg menurunkan judul Investor asing tarik dana US$1,2 miliar dari pasar saham Indonesia setelah demonstrasi.

Dalam artikel yang diturunkan Bloomberg, tertulis investor asing memangkas kepemilikan mereka atas saham di Indonesia seiring meningkatnya demonstrasi politik yang menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu.

Aksi jual bersih investor asing di lantai bursa mencapai US$1,2 miliar setara Rp16,8 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS) sepanjang kuartal III-2019. Net sell investor asing itu menjadi aliran modal keluar terbesar sejak kuartal II-2018.

Net sell investor asing di dalam perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) itu menggerus total net buy sejak awal tahun menjadi US$3,7 miliar. 

Pelaku pasar asing khawatir pendapatan mereka merosot lantaran pertumbuhan domestik bruto (PDB) Indonesia yang melambat menjadi 5,05%, terlemah dalam 2 tahun terakhir. 

"Yang membuat keadaan lebih buruk, ribuan demonstran turun ke jalan-jalan di Jakarta sebagai bagian dari protes di seluruh negeri yang bertujuan memaksa pemerintah untuk mempertimbangkan kembali hak UU yang akan membatasi kebebasan sipil," tulis Bloomberg.

Problematika ini bakal membuat Jokowi kesulitan dalam memerintah pada periode kedua. Padahal, dia berhasil memenangkan Pilpres dengan perolehan suara yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Jokowi akan dilantik pada 20 Oktober 2019.

"Perlambatan ekonomi terjadi akibat sikap wait and see investor menjelang pembetukan kabinet," ujar Kepala Riset Samuel International Harry Su. "Berlanjutnya demonstrasi dan kericuhan di lapangan menambah kekhawatiran dan berkontribusi pada arus keluar modal asing terbesar sejak Juni 2018."

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan