Broadcast sering diplesetkan menjadi podcast yang sekarang lagi ramai. Padahal artinya berbeda, broadcast (penyiaran) sementara podcast (siaran web).
Di kanal Youtube, banyak bertebaran podcast, mulai dari selebritis, politikus, sampai orang-orang biasa. Tren broadcast atau announcing, suka tidak suka, yang kini beralih bentuk podcast lagi naik daun.
Pada era 90-an orang sehari-hari banyak mendengarkan radio. Di zaman digitalisasi teknologi, radio mulai ditinggalkan orang.
Andi Nuryani, penggagas Radio Yasmi FM sekaligus sekretaris Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Lebak menceritakan suka-duka mengeluti profesi dan mewujudkan gagasannya.
"Sejak pandemi Covid-19, literasi menjadi sesuatu yang 'wajib' karena mau tidak mau sebagai guru untuk anak-anak milenial, kita harus paham. Dua tahun lebih sebelum pandemi, kita mendirikan radio komunitas pendidikan bernama Yasmi FM. Alhamdulillah berkat radio komunitas pendidikan, kita dapat mengadakan ekstrakurikuler untuk mengedukasi anak-anak yang memiliki bakat di bidang public speaking. Ternyata banyak anak yang berminat," katanya pada Sabtu (12/3).
Berbicara dalam Workshop Nasional Broadcast dan Jurnalistik 2022 hasil kerja sama antara IGI Kabupaten Lebak dan Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan, Andi memaparkan nuansa perbedaan antara mengajar luring dan daring.
"Selama ini kita hanya mengajarkan sedikit saja di ekskul sebelumnya bagaimana teknik public speaking. Baru dua tahun berjalan, beberapa siswa yang kita gembleng dari awal selain belajar cara berbicara di depan mikrofon, berbicara di depan umum, salah satu dampaknya beberapa instansi dan perusahaan swasta menghubungi kita."
"Mereka meminta anak-anak itu menjadi host (pembawa acara) di kegiatan mereka. Padahal saat itu anak-anak baru siswa kelas 10 dan 11. Dampaknya besar sekali. Selain itu juga membuat sekolah pelosok di perbatasan Banten-Jawa Barat dikenal publik," sambungnya.
Menurut Andi, memasuki dua tahun pandemi, satu hal yang terasa sekali bagaimana sekolah harus migrasi pembelajaran secara konvensional tatap muka ke online. Di daerah yang termasuk akses internetnya belum merata, dengan instruksi berpindah belajar online, beberapa siswa bisa mengikuti, tapi kebanyakan tidak bisa. Di pelosok tidak ada sinyal internet banyak sekali di Lebak Selatan.
"Kemunculan radio komunitas akhirnya menjadi solusi. Saat itu juga, guru-guru yang biasa mengajar di kelas, dipaksa untuk mengajar virtual melalui aplikasi atau di radio," ujar Andi.
Dikatakannya, radio broadcast adalah salah satu media yang bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran di era pandemi Covid-19 yang murah dan gratis. Dulu, radio analog banyak perangkatnya sehingga tidak mudah untuk bersiaran. Sekarang, searah perkembangan zaman dan teknologi, radio broadcast bisa dibuat dengan biaya semurah mungkin.
"Kebutuhannya hanya internet saja dengan aplikasi broadcast yang banyak sekali bisa diunduh di PlayStore maupun GoogleStore. Ketika dua tahun sebelum pandemi, kita bikin radio analog, tapi seiring perkembangan kita bisa streaming dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga, seperti Caster.FM dan Listen2MyRadio," ucap Andi.
Caranya pun semudah mendaftarkan diri di media sosial atau surat elektronik. Tinggal registrasi diikuti sedikit set up dan langsung bisa siaran di mana saja meskipun hanya menggunakan ponsel dan headset. Itu tidak butuh peranti lain seperti audio mixer, antena, dan komputer.
"Di aplikasi pemutar lagu seperti Spotify, kita bisa mengunggah bukan hanya lagu tapi juga rekaman suara," cetusnya menguraikan materi bertajuk 'Penyiaran Radio: Berbicara di Depan Umum dan Implementasinya'.