Asosiasi Jurnalis Belarusia (Belarusian Association of Journalists/BAJ) diumumkan sebagai pemenang Penghargaan Kebebasan Pers Dunia UNESCO/Guillermo Cano tahun ini, sesuai rekomendasi juri internasional.
BAJ dibentuk pada tahun 1995 sebagai asosiasi pekerja media non-pemerintah dengan tujuan mempromosikan kebebasan berekspresi dan jurnalisme independen di Belarusia.
Asosiasi ini menyatukan lebih dari 1.300 jurnalis terkait, dan merupakan anggota Federasi Jurnalis Internasional (International Federation of Journalists/IFJ) dan Federasi Jurnalis Eropa (European Federation of Journalists/EFJ).
Tindakan keras dan pelanggaran
Sejak pemilihan presiden yang disengketakan di Belarusia pada Agustus 2020, yang menarik jutaan orang turun ke jalan sebagai protes selama berbulan-bulan berikutnya, hak asasi manusia berada di titik kritis.
Pada Maret tahun ini, kantor hak asasi manusia PBB mengeluarkan laporan mandat Dewan Hak Asasi Manusia tentang situasi di negara Eropa, yang mengatakan tindakan keras yang terus dilakukan oleh Pemerintah telah melanggar hak asasi ratusan ribu orang.
“Pemeriksaan tidak hanya mengungkap pelanggaran yang dilakukan pada orang yang berupaya memanfaatkan hak asasi manusia mereka, tetapi juga menyoroti ketidakmampuan korban untuk mengakses keadilan," kata kepala hak asasi PBB, Michelle Bachelet.
Pembubaran
Pada Agustus 2021, setelah penggerebekan polisi di kantor BAJ, Mahkamah Agung Belarusia memerintahkan pembubaran organisasi tersebut, atas permintaan Kementerian Kehakiman negara tersebut.
“Dengan memberikan hadiah kepada BAJ, kami mendukung semua jurnalis di seluruh dunia yang mengkritik, menentang, dan mengekspos politisi dan rezim otoriter, dengan mengirimkan informasi yang benar dan mempromosikan kebebasan berekspresi," kata Alfred Lela, Ketua Hadiah juri internasional, dan pendiri dan direktur organisasi media Albania.
“Hari ini kami salut dan memuji mereka; kami menemukan cara untuk mengatakan: kami bersama Anda, dan kami menghargai keberanian Anda," sambungnya.
Kepala UNESCO, Audrey Azoulay, mencatat bahwa selama 25 tahun, UNESCO/Guillermo Cano Prize “telah menyita perhatian dunia atas keberanian jurnalis di seluruh dunia yang berkorban begitu banyak dalam mengejar kebenaran dan akuntabilitas.
“Sekali lagi, kami terinspirasi oleh teladan mereka dan diingatkan akan pentingnya memastikan hak jurnalis di mana pun untuk melaporkan secara bebas dan aman.”
Sejarah keberanian
Hadiah US$25.000 menjadi pengakuan kontribusi luar biasa untuk pertahanan atau promosi kebebasan pers terutama dalam menghadapi bahaya. Anugerah ini dinamai Guillermo Cano Isaza, jurnalis Kolombia yang dibunuh di depan kantor surat kabarnya El Espectador di Bogotá, Kolombia, pada 17 Desember 1986.
Hadiah ini didanai oleh Yayasan Guillermo Cano Isaza (Kolombia), Yayasan Helsingin Sanomat (Finlandia), Yayasan Media Namibia, Yayasan Demokrasi & Media Stichting Demokratie & Media (Belanda), dan Yayasan Thomson Reuters.
Konferensi Global Hari Kebebasan Pers Sedunia 2022 akan berlangsung dari 2 hingga 5 Mei dengan tema Jurnalisme di bawah Kepungan Digital.
Konferensi ini akan membahas dampak era digital terhadap kebebasan berekspresi, keselamatan jurnalis, akses informasi, dan privasi.