Mantan Direktur Utama TVRI, Helmy Yahya, membantah konten yang tayang di TVRI lebih banyak didominasi oleh program asing. Menurutnya, acara di TVRI yang berasal dari luar negeri tidak sampai 10% dari total durasi nasional yang mencapai 8.000 jam.
Angka itu, lanjut Helmy, belum ditambah dengan jam tayang dari 30 stasiun TVRI yang berada di sejumlah daerah yang tersebar hingga Papua Barat. Helmy menerangkan stasiun daerah tersebut setiap harinya mengalokasikan empat jam untuk muatan lokal.
“Empat jam saya kalikan dengan 365 (hari), saya kalikan dengan 30 stasiun itu dapat 42 ribu jam," kata Helmy dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (28/1).
Dalam program itu, kata dia, semuanya bermuatan kedaerahan. Helmy membeberkan melalui kebijakannya itu pihaknya mengangkat budaya lokal, bahasa daerah, pendidikan, serta memberikan informasi kepada masyarakat. "Semuanya program lokal. Kami mengangkat lokal, budaya, bahasa daerah, pendidikan (dan) informasi," ujar dia.
Sebelum dipecat sebagai dirut, Helmy Yahya mengaku banyak melakukan terobosan di TVRI. Salah satunya pada sektor keuangan di televisi pelat merah tersebut yang kini dinilai menjadi lebih rapi. Itu terbukti dari penilaian laporan keuangan Badan Pengawas Keuangan (BPK) yang mendapat status Wajar Tanpa Pengecualian.
"Dua tahun terakhir, kami melakukan transformasi dalam tata kelola keuangan. Kami meningkatkan kontrol internal, pengawasan, dan pada 2018 kami meningkat status dari disclaimer menjadi Wajar Dengan Pengecualian. Lalu dua tahun berikutnya, TVRI menerima status Wajar Tanpa Pengecualian," ujarnya.
Selain itu, dalam kepemimpinannya Helmy juga terus berupaya agar karyawan TVRI mendapatkan tunjangan. Dia mengaku sampai melobi langsung Presiden Joko Widodo untuk menandatangani Perpres tentang tunjangan kinerja pegawai TVRI.
Belum cukup sampai di situ, nilai share TVRI dinilai juga mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding saat pertama kali ia ditunjuk sebagai dirut. Apalagi ketika ada pertandingan sepak bola antara Indonesia menghadapi Malaysia. Saat itu penontonnya sangat luar biasa.
"Pas kami masuk di bawah 1 nilai share-nya, dan sekarang 1.59 average per tahun. Dulu orang bilang program apapun di TVRI pasti enggak ada yang nonton. Tetapi pas kami siaran Timnas Indonesia lawan Malaysia, penontonnya luar biasa," kata Helmy.