Wakil Ketua Bidang Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Era Purnamasari menduga pemberitaan miring terhadap dirinya yang dipublikasikan oleh agregator Baca Berita (Babe.news) dan sejumlah platform media daring abal-abal merupakan bentuk serangan yang dikoordinasi.
Menurut Era, fitnah terhadapnya mulai disebar setelah ia dan YLBHI mengadvokasi kasus penangkapan petani-petani Serikat Mandiri Batanghari (SMB) di Jambi, belum lama ini.
"Serangan yang saya hadapi tidak lepas dari kasus yang saya tangani mengenai penangkapan petani-petani Serikat Mandiri Batanghari di Jambi. Saya meyakini ini merupakan bentuk serangan balik kepada YLBHI dan saya pribadi," terang Era di kantor YLBHI, Jakarta Pusat, Rabu (14/8).
Dalam sebuah berita yang dipublikasikan oleh Babe, Era disebut telah berselingkuh dengan salah satu pejabat negara di salah satu kementerian. Babe ditengarai mencomot berita sumir itu dari media-media abal-abal semisal Kompas News, Berita Online Indonesia, dan reporterjalanan1.
"Saya meyakini ini adalah serangan terhadap aktivitas YLBHI di kasus Jambi. Saya melihat ada dua tujuan besar dalam serangan ini. Pertama, adalah meruntuhkan moral saya. Yang kedua, yang amat penting, mereka mencoba membangun ketidakpercayaan dari masyarakat," ujar dia.
Serangan via berita sumir itu, lanjut Era, datang tidak jauh setelah Era dan YLBHI mengumpulkan fakta-fakta terkait kasus penangkapan petani SMB. Dari hasil kajian YLBHI, diketahui terdapat pelanggaran HAM dalam kasus penangkapan petani SMB, semisal penangkapan yang tidak sesuai prosedur, penyiksaan, dan larangan terhadap pihak keluarga untuk menemui para petani yang ditahan.
"Pasti ini ada pihak-pihak yang merasa terusik dengan apa yang sedang dilakukan YLBHI ihwal kasus ini. Selama ini, framing yang muncul di pemberitaan itu kan adalah petani di sini (Jambi) dikatakan bersenjata, mereka adalah sarang narkoba, kemudian mereka adalah penipu yang menjual tanah bukan milik mereka, dan pendatang yang menyingkirkan orang-orang lokal," tuturnya.
Tuntut tanggung jawab Babe
Direktur LBH Pers Ade Wahyudin mengatakan, lembaganya telah berusaha menghubungi pihak Babe terkait pemberitaan tersebut. Namun demikian, hingga saat ini, Babe belum merespons permintaaan klarifikasi yang diajukan LBH Pers.
"Nah, concern kami terhadap masalah ini adalah kami mempertanyakan kelalaian dari platform atau penyedia berita elektronik dari Babe. Kenapa mungkin itu bisa lolos? Padahal, kalau kita masuk aplikasinya jelas untuk membuat akun harus melewati proses verifikasi," ujar dia.
Dari hasil penelusuran, Ade mengatakan, pihaknya menemukan sejumlah rekayasa berita yang dimuat di Babe. Salah satunya memuat fitnah mengenai perselingkuhan Era. "Padahal, itu sebenarnya namanya Evi, tapi kemudian dipelintir menjadi Era dan itu dimasukan Babe," ujar dia.
Menurut Ade, Babe harusnya ikut bertanggung jawab karena meloloskan hoaks di platform mereka. Ia pun meminta Babe menghapus artikel-artikel hoaks terkait Era dan YLBHI.
"Selain itu, LBH Pers juga mendorong agar Babe bekerja sama untuk membantu pihak-pihak berwenang agar menemukan pelaku dan penulis artikel berisi fitnah dan kebohongan tersebut," kata dia.