close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Raja Abdullah II. foto Istimewa
icon caption
Raja Abdullah II. foto Istimewa
Media
Senin, 11 Oktober 2021 17:11

Humas untuk Raja Abdullah mulai bergerak menangkis bocoran Pandora Papers

Pandora Papers mengatakan Raja Abdullah telah menghabiskan lebih dari US$100 juta untuk membeli rumah mewah di Inggris dan AS.
swipe

Firma hukum bekerja sama dengan Stripe Theory yang berbasis di Atlanta dalam pengawasan media terhadap Raja Abdullah. Raja Abdullah, disorot dalam bocoran "Pandora Papers", telah membantah melakukan kesalahan.

Sebuah firma hukum multinasional dengan kantor di lebih dari 40 negara di seluruh Amerika, Asia Pasifik, Eropa, Afrika, dan Timur Tengah bernama DLA Piper telah disewa perusahaan hubungan masyarakat Stripe Services LLC. Kontrak itu untuk membantu mengadvokasi Raja Yordania Abdullah II, dalam pusaran liputan media tentang dokumen keuangan bocor yang menyoroti kekayaan dan pengeluaran para pemimpin asing.

Kontrak firma hukum itu dengan Stripe yang berbasis di Atlanta diterima pada Senin oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat di bawah undang-undang federal yang mengharuskan pendaftaran publik dari keterlibatan hukum, lobi, dan hubungan masyarakat tertentu dengan klien asing. Layanan klien Stripe meliputi pemasaran, manajemen krisis, dan pengumpulan data.

Stripe, menurut kontrak, "akan memberikan layanan konsultasi dan membantu firma hukum dalam memberikan nasihat dan perwakilan hukum mengenai potensi pencemaran nama baik dan upaya hukum lainnya yang terkait dengan pertanyaan dan/atau artikel tentang Yang Mulia Raja Abdullah II."

Kontrak DLA Piper dengan Raja Abdullah, yang diungkapkan Departemen Kehakiman AS pekan lalu, mengatakan bahwa perusahaan tersebut akan bekerja dengan Yordania dalam hal-hal yang berhubungan dengan media. Kontrak, di mana mitra litigasi yang berbasis di Washington, D.C. Mary Gately akan menagih US$1.335 per jam, tidak merinci pekerjaan itu terkait dengan bocoran dokumen keuangan yang secara kolektif dikenal sebagai "Pandora Papers."

Gately tidak membalas pesan Reuters pada Rabu yang minta komentar tentang perekrutan DLA Piper dari sebuah perusahaan pemasaran. Craig Kronenberger dari Stripe, yang mendirikan perusahaan pada 2015, tidak segera membalas pesan pada Rabu untuk meminta komentar.

Undang-undang Pendaftaran Agen Asing federal AS mengharuskan pengungkapan catatan yang dapat memberikan gambaran sekilas di dalam firma hukum, menmbeberkan tarif dan masalah personalia yang tidak disingkapkan secara luas oleh firma.

Dokumen kontrak baru menunjukkan Stripe akan menagih dengan tarif per jam yang tidak diungkapkan. DLA Piper mengatakan akan mengirimkan faktur Stripe kepada Raja Abdullah untuk pembayaran.

Situs Stripe menunjukkan para kliennya termasuk pembuat mobil Nissan, Lagunitas Brewing Company, dan perusahaan peralatan olahraga Mizuno Corp. Acceleration Community of Companies mengakuisisi Stripe tahun lalu. Perusahaan melakukan bisnis sebagai Stripe Theory.

Liputan berita berdasarkan Pandora Papers mengatakan Raja Abdullah telah menghabiskan lebih dari US$100 juta untuk membeli rumah mewah di Inggris dan AS. Raja Abdullah mengatakan kepada para pemimpin suku dalam pernyataan pertamanya tentang masalah itu bahwa "biaya properti ini dan semua pengeluaran terkait telah didanai secara pribadi oleh Yang Mulia. Tak satu pun dari pengeluaran ini didanai oleh anggaran negara atau kas negara."

DLA Piper mengatakan dalam pernyataan sebelumnya atas nama Raja Abdullah bahwa dia "tidak pernah menyalahgunakan uang publik atau menggunakan apa pun dari hasil bantuan atau bantuan yang dimaksudkan untuk kepentingan publik." (reuters)

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan