Jurnalis dan peneliti muda Yuda Rehata Yudistira memamerkan foto-foto anggrek asal Papua di Kediri, Jawa Timur. Dari 25 karya fotografi yang dipamerkan, tujuh di antaranya memotret jenis anggrek asal Papua yang baru ditemukan. Ketujuh anggrek itu diketahui belum mempunyai nama.
Pameran dengan tema 'The Autopsy of Papua Orchid' memajang 25 karya foto anggrek di Coffee Station di Jalan Stasiun No 24, Balowerti, Kecamatan Kota, Kediri.
Foto-foto itu diambil di Pegunungan Arfak, Papua Barat, yang didanai Pulitzer Center selama 12 hari perjalanan.
Penelitian anggrek di Pegunungan Arfak dilakukan oleh Yuda, fotografer alam sekaligus taksonom muda. Bersama Titik Kartiyani, seorang jurnalis senior. Dalam perjalanan mereka, kedua peneliti menemukan sedikitnya tujuh jenis baru anggrek yang belum pernah ditemukan dan belum mempunyai nama.
Menurut Yuda, saat ini ketujuh anggrek tersebut masih dalam penelitian.
Yuda mengaku pameran dan penelitian ini penting untuk ilmu pengetahuan serta mendata keanekaragaman hayati di Papua. Dalam waktu dekat, Yuda juga akan melakukan penelitian ke Nusa Tenggara Timur.
"Perjalanan yang dilakukan adalah 12 hari. Perjalanan ke sana itu mendata keanekaragaman hayati dan mendata ibu-ibu yang merajut token dari anggrek dan akar. Lalu untuk spesies-spesies yang terindikasi undescribed itu kurang lebih ada tujuh jenis. Ada tujuh undescribed species yang masih kita pelajari. Dari jenis-jenis anggrek, lebih concern-nya jenis polonium," ujar Yuda mengutip siaran tayang Baca Ini Official, Rabu (13/7).
"Perjalanannya cukup berat. Kita eksplorasi keluar-masuk hutan, dari hari ke hari itu, pagi-pagi masuk hutan, sore itu keluar hutan. Dan kita tidur di beberapa tempat di kawasan penduduk lokal yang tinggal di situ," tambah pemuda yang menempuh studi taksonomi tumbuhan, sosiologi tumbuhan, dan ilmu botani.
Karya ilmiah Yuda, yang berdomisili di Sumedang, telah dipublikasikan di sejumlah jurnal internasional. Pameran fotonya berlangsung hingga 13 Juli.