close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
ilustrasi. Istimewa
icon caption
ilustrasi. Istimewa
Media
Jumat, 25 Maret 2022 19:49

Jurnalisme di masa depan dari proyeksi Sreenivasan dan Lavrusik

Jurnalis masa depan mengemban tanggung jawab yang lebih dari sekadar agen
swipe

Ihwal proyeksi yang akan dihadapi oleh jurnalis di masa depan telah dipaparkan Grace Kezia, Junior Interior Designer di NATA Design Studio, yang menempuh studi di Universitas Pelita Harapan (UPH).

Gambaran ini dikembangkan dari teori Sree Sreenivasan dan Vadim Lavrusik.

Pertama, jurnalis tra-digital. Istilah tra-digital berasal dari gabungan antara "tradisonal" dan "digital". Jurnalis di masa depan harus memiliki kemampuan-kemampuan dan nilai-nilai dasar. Jurnalis tradisional yang dilapisi teknologi digital, tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengoperasikan teknologi digital, namun juga berpikir secara digital.

"Artinya, saat beradaptasi dengan teknologi tidak membuat jurnalis mengesampingkan dasar-dasar jurnalistik tradisional," papar Grace dalam tayangan di kanal Youtubenya, Kamis (17/3).

Kedua, pencerita multimedia (multimedia storytelling). Jurnalis perlu kemampuan dan pola pikir digital yang canggih dalam menyampaikan berita, terutama dalam hal menyusun kata-kata, mengatur tampilan visual, video, dan grafik yang interaktif, sehingga cakupan pekerjaan jurnalis di masa depan cukup luas. "Tidak sekadar menulis berita, tetapi juga melakukan produksi multimedia," kata Grace.

Ketiga, pengelola komunitas. Pada media konvensional, jurnalis berperan sebagai agen dalam upaya kontrol sosial. Namun, jurnalis masa depan mengemban tanggung jawab yang lebih dari sekadar agen. "Selain memfasilitas, jurnalis juga berperan sebagai pengelola komunitas," ujar dia.

Keempat, penunjuk terpercaya. Semakin pesat teknologi, maka akan semakin banyak pula sumber informasi yang tersedia bagi masyarakat. Jurnalis akan dipercaya sebagai penyaring informasi yang kredibel. Orang lain akan memiliki ekspektasi terhadap jurnalis bahwa apa yang akan dibagikan oleh seorang jurnalis merupakan hal yang informatif, berguna, dan menarik.

Kelima, blogger, kolaborator, dan kurator. Jurnalis perlu bertindak secara individu, namun mampu berkolaborasi dengan orang lain. Kolaborasi diperlukan sejalan dengan kebutuhan informasi yang serba-cepat. Menjadi seorang kurator terhadap konten situs yang memahami SEO (Search Engine Optimation) juga merupakan peran dari jurnalis.

Keenam, memahami bisnis. Tidak melulu soal berita, jurnalis juga perlu memahami bisnis. Mulai dari bisnis media itu sendiri, nilai sebuah konten, dan model bisnis media baru. "Wawasan mengenai bisnis dibutuhkan karena jurnalis masa depan perlu membangun hubungan kerja serta kerja sama dengan pihak lain," cetus Grace.

Keenam kutipan dari proyeksi jurnalis masa depan itu dikembangkan oleh Sreenivasan dan Lavrusik. Keduanya ialah pakar media terkenal. Sreenath "Sree" Sreenivasan merupakan seorang akademisi dan praktisi dalam jurnalisme dan komunikasi, menjabat sebagai profesor tamu perdana Marshall R. Loeb di Stony Brook University School of Journalism di New York.

Sedangkan Vadim Lavrusik sebelumnya menjabat sebagai Manajer Komunitas dan Ahli Strategi Sosial di Mashable. Dia juga seorang Ajun Profesor di Universitas Columbia. Vadim Lavrusik menjadi manajer produk di YouTube yang memimpin tim yang memberdayakan pembuat konten untuk mengekspresikan diri mereka melalui video berdurasi pendek. Sekaligus dia manajer produk di Facebook, memimpin tim Facebook Mention, aplikasi mandiri untuk figur publik di Facebook.

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan