Kementerian Komunikasi dan Informatika menghadirkan layanan media center Presidensi G20 Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk memperkuat penyebarluasan informasi kepada publik seputar rangkaian forum G20 dan Presidensi G20 Indonesia.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong memastikan penggunaan media sosial sebagai salah satu upaya untuk menginformasikan agenda G20.
Sementara itu, staf ahli utama Kantor Staf Presiden Widiarsih Agustina menyatakan pihaknya sedang menyusun persiapan penunjukan penyelenggara TV-Pool sebagai host broadcaster resmi G20.
Sejak tanggal 1 Desember 2021, Indonesia resmi sebagai tuan rumah untuk perhelatan Presidensi G20 2022. Di mana konferensi tingkat tinggi tersebut akan mencapai puncaknya pada November 2022 di Bali.
Segala bentuk persiapan telah dilakukan dari berbagai pihak. Salah satunya dari Kementerian Kominfo yang tengah merencanakan pembentukan media center di pertemuan puncak G20. Mulai dari tersedianya infrastruktur dan fasilitas yang memadai, hingga penunjukan penyelenggaraan broadcast guna menyiarkan jalannya agenda G20.
Dirjen IKP Kemenkominfo dalam rapat koordinasi persiapan koordinasi persiapan host broadcaster KTT G20 di Gedung Kominfo, Jakarta, menyatakan untuk pemilihan TV-Pool nantinya akan berkolaborasi antara lembaga penyiaran. Kemenkominfo juga akan terus berupaya menyukseskan perhelatan KTT G20 dengan merencanakan kegiatan diseminasi informasi ke media baik di dalam dan luar negeri dengan menggandeng beberapa komunitas seperti Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) yang ada di berbagai negara.
Dirjen IKP juga mengatakan pihaknya terus memastikan penggunaan medsos sebagai salah satu upaya untuk menginformasikan agenda G20. Serta nantinya terdapat informasi lengkap tentang G20 melalui G20pedia.
"Tugas kita adalah juga mengkomunikasikan G20 ini ke masyarakat internasional. Karena itu, kemarin, beberapa waktu lalu, saya kira dua pekan lalu, kita melakukan konsolidasi dengan perwakilan pemerintah RI di negara lain. Dengan Kedutaan Besar dan Konsul Jenderal. Jadi di situ, kita meminta perwakilan kita di negara asing itu untuk melakukan komunikasi publik, mensosialisasikan G20 kepada masyarakat internasional, kepada masyarakat asing, yang ada di negara masing-masing. Selain juga tentu saja kepada, katakanlah, diaspora Indonesia yang ada di negara-negara asing, termasuk PPI," kata Kansong dikutip dari tayangan Kominfo Newsroom, Jumat (3/6).
Sejalan dengan hal tersebut, Widiarsih Agustina selaku staf ahli utama Kantor Staf Presiden mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menyusun persiapan penunjukan penyelenggara TV-Pool sebagai host broadcast resmi G20.
"Kita sedang berembuk mekanisme yang tepat dan apa saja yang harus kita siapkan untuk kebutuhan media center pada KTT G20 yang berlangsung November mendatang. Waktunya sangat sempit dan kita harus memikirkan bagaimana jurnalis dari seluruh dunia itu nanti akan bergabung di situ. Apa saja kebutuhannya, termasuk juga baik dari pengelolaan isunya, kemudian itinerary, yang terakhir juga soal broadcast. Broadcast itu, kita lagi membahas sesuai ketentuan 'kan memang kesepakatannya adalah TV nasional," kata Widiarsih.
"Kita tentu tahu ada beberapa capture-an titik liputan yang memang harus disampaikan di broadcast secara luas. Nah, kita lagi membahas mekanisme apa saja, kemudian kameranya seperti apa, dan siapa saja yang terlibat. Ini memang TV nasional, yaitu TVRI, tetapi kami akan melibatkan begitu banyak, kita mempertimbangkan melibatkan begitu banyak media, atau TV-TV yang lain untuk bergabung. Karena perhelatan ini, kerja ini, tuan rumah ini, bukan hanya negara, tetapi juga teman-teman media juga terlibat di dalamnya," pungkasnya.