Masyarakat dan para wartawan melakukan kirab budaya "Dharma Warta" dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional 2019 di Kampung Potrosaran, Kelurahan Potrobangsan, Kota Magelang, Jawa Tengah, Kamis.
Sejumlah anggota grup kesenian dari beberapa sekolah turut dalam kirab dengan mengenakan pakaian tradisional masing-masing. Mereka berjalan kaki dari halaman padepokan yang juga rumah tinggal Es Wibowo itu, melewati jalan-jalan kampung setempat, taman kota di Tepi Jalan Ahmad Yani Kota Magelang, dan menyusuri jalan setapak tepi Kali Kuto (sodetan Kali Manggis) Kota Magelang.
Dalam kirab "Dharma Warta" yang dimulai dengan doa dipimpin Kiai Abdurrosyid dan diiringi tabuhan beberapa alat musik gamelan itu, mereka juga mengusung tumpeng dengan tandu yang dipasangi bendera Merah Putih, sedangkan sejumlah orang lainnya membawa tampah berisi buah-buahan dan sayur-sayuran.
"Tahun ini kelima kalinya padepokan memprakarsai peringatan HPN. Ini penghormatan dan penghargaan kami kepada wartawan. Wartawan sebagai garis takdir profesi, wartawan setia mewartakan kabar baik dan mengembirakan kepada seluruh makhluk hidup," kata Es Wibowo yang juga penyair Kota Magelang itu.
Wartawan sebagai profesi mulia dan mengedepankan kejujuran, memberikan edukasi kepada masyarakat dunia.
Pada kesempatan itu, wartawan setempat Choriroh Kurniawati membacakan puisi karya Es Wibowo berjudul "Dharma Warta".
Ketua PWI Kota Magelang Adidaya Perdana mengatakan acara budaya berupa kirab "Dharma Warta" menguatkan motivasi pers di kota itu dalam menjalankan profesinya.
"Kami berharap dukungan sinergi wartawan dengan elemen-elemen masyarakat terus berlanjut," katanya.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kabag Humas dan Protokol, Ahmad Ludin Idris, mengharapkan wartawan makin profesional dalam menjalankan tugas dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
Kegiatan itu, menguatkan sinergi antara pers, masyarakat, dan pemerintah dalam melanjutkan pembangunan untuk kemajuan daerah dan warga setempat.
"Pers mendorong pembangunan, media menjadi pengawas dan komunikator pemerintahan dan pembangunan. Pers tetap mempertahankan idealisme, menjalankan peran kontrol secara bebas sesuai dengan norma-norma," katanya.
Pimpinan Ponpes API Tegalrejo yang juga budayawan setempat, KH Muhammad Yusuf Chudlori mengharapkan media sebagai pilar demokrasi makin kuat, bersama-sama masyarakat membangun Indonesia ke depan yang sehat dan tetap berkebudayaan.
"Kita pahami bersama-sama bahwa peran media luar biasa, maka dikatakan siapa yang menguasai informasi hari ini, maka dialah menguasai dunia. Kita bisa membayangkan betapa bahaya, merusaknya, kalau informasi-informasi hari ini dipenuhi dengan hoaks, fitnah, ujaran kebencian, maka yang terjadi kehancuran," katanya.
Ia mengajak masyarakat dan pers untuk memanfaatkan media arus utama dan media sosial untuk membangun kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang lebih baik pada masa mendatang.
"Mari melawan hoaks. Kami harapkan arif dan bijaksana menggunakan medsos, karena hoaks memecah belah kerukunan dan persatuan masyarakat. Ayo kita lawan hoaks agar masyarakat sehat lahir dan batin," kata dia. (ant)