Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta periode 1981-1984, Abdul Rahman Saleh, mengenang kembali kiprah wartawan senior Aristides Katoppo dan sumbangsihnya kepada Lembaga Bantuan Hukum (LBH) semasa hidupnya.
Menurut dia, aktivitas LBH yang kerap kali bersinggungan dengan politik membuat pihaknya merasa perlu melakukan kerja sama dengan media massa. Dia menuturkan hal itu penting agar kerja-kerja LBH yang membantu masalah hukum untuk masyarakat bisa diketahui publik.
“Hal ini menjadi peran Tides. Jadi, berita-berita LBH selalu dimuat besar-besaran oleh Pak Tides cs, juga oleh Kompas,” kata Rahman dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (25/10).
Dengan pemberitaan tersebut, kata Rahman, aktivitas LBH selalu menyebar luas di masyarakat. Ihwal itu semakin kentara dampaknya karena Sinar Harapan dan Suara Pembaruan pada masanya memiliki pembaca yang tidak sedikit.
"Di situlah jasa besar Pak Tides. Melalui beliaulah aktivitas, berita-berita, pergolakan, apa pun mengenai aktivitas LBH masuk di Sinar Harapan dan kemudian Suara Pembaruan," ujar dia.
Di sisi lain, sekalipun Tides bukan berlatar belakang sarjana hukum, Rahman mengatakan, hal itu bukan menjadi penghalang bagi beliau tetap bisa aktif di LBH. Rahman menambahkan, melalui media massa, Tides kemudian dapat menggerakkan massa, simpatisan, dan kemudian melawan kesewenang-wenangan.
Aristides Katoppo diketahui menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu (29/9) pukul 12.05 WIB. Pendiri surat kabar Sinar Harapan ini dilarikan ke rumah sakit setelah pada malam sebelumnya mengalami gangguan pernapasan dan luka di kaki.
Adik Aristides Katoppo, Josi Katoppo, mengatakan, kabar duka itu diterimanya lewat putra tertua Aristides, Jura Katoppo. Ia terakhir kali bertemu Aristides sewaktu melayat di hari pemakaman BJ Habibie, Kamis (11/9) lalu.
"Waktu itu Tides (panggilan Aristides) kelihatan segar dan sehat. Begitu juga sewaktu kembali dari Semeru, hanya saja pakai tongkat karena sudah berusia 81 tahun,” ucap Josi ketika dihubungi Alinea.id.
Sebelum tutup usia, Aristides baru saja melakukan perjalanan ke kaki gunung Semeru. Perjalanan itu ditempuhnya bersama Herman Lantang dan Don Hasman untuk memperingati 50 tahun Soe Hok-Gie. Mereka adalah kawan sesama mahasiswa almamater Universitas Indonesia.