close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Media
Rabu, 14 Juli 2021 09:59

Penghormatan untuk jurnalis Georgia yang meninggal

Alexander Lachkarava, diserang oleh aktivis sayap kanan pada 5 Juli di sela-sela protes dan menderita beberapa patah di tulang wajahnya.
swipe

Ratusan wartawan berkumpul di Georgia, untuk memberi penghormatan kepada seorang juru kamera yang meninggal setelah dipukuli pekan lalu dalam pawai anti-LGBT.

Alexander Lachkarava, diserang oleh aktivis sayap kanan pada 5 Juli di sela-sela protes dan menderita beberapa patah di tulang wajahnya.

Menurut Pirveli TV, media tempat dia bekerja, pria berusia 37 tahun tersebut meninggal di tempat tidurnya pada Minggu (11/7).

NGO Reporters Without Borders (RSF) menyatakan, kematiannya adalah sebuah bencana bagi kebebasan informasi di Georgia.

Lebih dari lima puluh wartawan diserang pada demonstrasi anti-LGBT pekan lalu di ibu kota Georgia, Tbilisi. Demonstrasi tersebut memaksa penyelenggara parade Gay Pride kota untuk membatalkan acara tersebut karena takut akan keselamatan para peserta.

Pada Selasa (13/7), kerumunan massa berkumpul di luar rumah Lachkarava sebelum pemakamannya, saat peti matinya diangkat dan dibawa, semua orang bertepuk tangan melalui barisan wartawan, dengan kamera mereka menunjuk ke tanah menunjukkan tanda berkabung.

"Pemerintah selalu berusaha melumpuhkan pers independen," kata Eka Michveladze, jurnalis Pirveli TV, pada pemakaman yang disiarkan televisi tersebut.

"Kami berduka atas kematian seorang rekan kami hari ini, tetapi besok semua orang akan mengetahui kekuatan media independen kami," tambah Vakho Sanaia, reporter Formula TV.

Pihak berwenang Georgia telah menjanjikan penyelidikan segera atas kematian Alexander Lachkarava .Namun RSF menuduh pemerintah "pasif bersalah" dalam menghadapi kekerasan ini.

Setelah kematian Lachkarava, ribuan warga Georgia berdemonstrasi menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Irakli Garibashvili.

PM Georgia mendapat kecaman dari oposisi dan aktivis hak asasi manusia karena mengambil sikap menentang pawai LGBT, hal itu disebut mereka tidak dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat.

Dua belas orang saat itu ditahan setelah banyak telur dan cat dilemparkan ke markas partai berkuasa, Georgian Dream.

Uni Eropa dan Amerika Serikat telah mengutuk serangan pekan lalu terhadap wartawan dan menyerukan mereka yang bertanggung jawab untuk dibawa ke pengadilan.

img
Eqqi Syahputra
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan