close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
ilustrasi media/Pexels.com
icon caption
ilustrasi media/Pexels.com
Media
Jumat, 23 Februari 2018 13:17

Ramai-ramai memusuhi sang pelakor

Media massa berikut juga akun media sosial tahu bahwa jualan peristiwa tentang perusak rumah tangga orang selalu menjadi daya tarik.
swipe

Video viral tentang pelakor selalu berhasil menyita perhatian masyarakat. Teranyar, warganet kembali dihebohkan dengan video Ibu Dendy marah-marah kepada temannya yang diduga adalah karibnya. 

Belakangan setelah video tersebut membuat jagad raya media sosial heboh, antara ibu Dendy yang diketahui bernama asli Rovi Solikah serta Nila Rahmaniar yang disebut seorang pelakor sepakat berdamai. Mereka sepakat tidak akan melanjutkan ke ranah hukum. 

Video tersebut berhasil membangkitkan kemarahan netizen soal perusak rumah tangga. Sebagian besar dapat ditebak bahwa reaksi netizen marah, kesal, kecewa dengan riuh sumpah serapah membanjiri kolom media sosial yang memposting video tersebut. 

Pada zaman dimana masyarakat dihadapi tingkat stres dan kecemasan yang tinggi, menghujat dan menyalahkan orang yang tidak dikenal dekat, dengan mudah ditemukan di akun-akun media sosial. Semua ramai-ramai memusuhi pelakor, hal ini tercermin dari pemberitaan di media cetak dan pembicaraan di media sosial.  

Akun instagram Lambe Turah misalnya dengan pengikut mencapai 4,4 juta yang memposting kemarahan Ibu Dendy berhasil menggiring komentar hingga 33.640 per Kamis (22/2). Hampir mayoritas akun yang nimbrung di akun tersebut berisi komentar negatif. 

Sentimen di lini media sosial seperti twitter dan facebook juga terbilang negatif. Riset Alinea menunjukkan, sentimen netizen di twitter mayoritas masih negatif sebanyak 69,82%. Lalu, sentimen netral sebesar 22,13% dan positif hanya 8,05%. 

Sentimen di Facebook porsi negatif dan netral hampir imbang. Persentasenya masing-masing 38,52% dan 38,96% sedangkan yang menanggapinya positif 22,51%. 

Respon media massa pun mudah ditebak yakni negatif. Pada media massa online sentimen terhadap judul berita terbagi menjadi tiga yakni positif, netral dan negatif. Persentasenya masing-masing sebesar dan 22,39%, 30,6% dan 47,01%. Sedangkan pada media cetak porsi negatif mencapai 54,55%, positif sebesar 23,38% dan netral 22,08%. 

Sementara sentimen dari isi statement berita di media cetak, porsi negatif masih paling besar hingga 36,46%. Lalu porsi positif 29,3% dan netral 34,24%. Pada media online, sentimen statement negatif mencapai 31,97%. Sentimen positif sebanyak 31,82% dan netral 36,21%. 

 

 

Memaknai temuan sentimen di media massa, sedikit mungkin yang menyadari bahwa media massa juga media sosial membentuk sebuah konstruksi. Media massa dan media sosial berikut juga kondisi sosiologi membuat berita Ibu Dendy dan pelakor memiliki magnet besar bagi pembaca dan pengguna media sosial. 

Pembuatan berita di media pada dasarnya tak lebih dari penyusunan realitas hingga membentuk sebuah cerita. Pekerjaan media pada hakikatnya adalah mengkonstruksikan realitas. Seperti yang diungkapkan sejarawan dan penulis Barbara W. Tuchman, yakni pekerjaan media massa untuk menceritakan peristiwa. 

Jadi apa yang dimuat di media massa, perlu disadari adalah hasil dari konstruksi realitas. Media massa berikut juga akun media sosial tahu bahwa jualan peristiwa tentang perusak rumah tangga orang selalu menjadi daya tarik. 

Teori patriarki yang merupakan teori sosiologi dimana laki-laki dianggap sebagai pihak yang mendominasi masyarakat. Lalu, menempatkan perempuan sebagai warga negara kelas dua yang tunduk pada keputusan laki-laki menempatkan lemahnya posisi perempuan. Baik itu sebagai istri sah dan perempuan yang di tempatkan pada orang ketiga. 

img
Mona Tobing
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan