Pada Minggu (8/8), orang-orang bersenjata tak dikenal menembak dan membunuh Toofan Omar, manajer stasiun radio swasta Radio Paktia Ghag, menurut Reuters dan Abdul Mujeeb Khelwatger, direktur kelompok kebebasan pers lokal NAI.
Direktur NAI berbicara dengan Committee to Protect Journalists (CPJ) dalam sebuah wawancara telepon. Pejabat pemerintah menduga para penyerang adalah anggota Taliban, kata sumber-sumber tersebut.
Para penyerang menembak Omar, yang juga bekerja sebagai petugas untuk NAI dan sebagai jaksa di kompleks penjara Lembaga Pemasyarakatan Parwan, ketika dia sedang dalam perjalanan ke Kabul dari provinsi Parwan terdekat, menurut sumber tersebut. Dia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh kantor jaksa agung nasional, yang ditinjau CPJ.
Saat hampir bersamaan, pejuang Taliban menculik Nematullah Hemat, reporter untuk saluran berita swasta Gharghasht TV, dari rumah keluarganya di Lashkar Gah, di provinsi Helmand selatan, menurut Reuters. Sementara Khelwatger mengatakan bahwa keberadaan jurnalis itu masih belum diketahui hingga kini.
Militan Taliban telah memperluas kendali mereka atas Afghanistan di tengah penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO, menurut berbagai laporan berita.
“Pihak berwenang Afghanistan harus melakukan penyelidikan independen dan menyeluruh atas pembunuhan Toofan Omar dan tidak boleh mengeluarkan biaya apa pun untuk mengamankan pembebasan Nematullah Hemat dari tahanan Taliban,” kata Carlos Martínez de la Serna, direktur program CPJ.
“Wartawan harus dapat meliput momen penting dalam sejarah Afghanistan ini, dan pihak berwenang harus melakukan segala yang mungkin untuk memastikan mereka dapat melakukannya dengan aman," tambahnya dalam salinan komunike pers yang diterima Alinea.id, Selasa (10/8).
Khelwatgar mengatakan kepada CPJ bahwa dia tidak tahu apakah pembunuhan Omar terkait dengan pekerjaannya di Radio Paktia Ghag, NAI, atau Lembaga Pemasyarakatan Parwan. CPJ menghubungi Paktia Ghag Radio untuk memberikan komentar melalui aplikasi pesan, tetapi tidak menerima balasan apa pun. Seorang perwakilan dari Gharghasht TV mengatakan kepada CPJ melalui aplikasi pesan bahwa mereka tidak dapat segera berkomentar.
Zabuillah Mujahid, juru bicara Taliban, tidak menanggapi permintaan komentar CPJ melalui aplikasi pesan.
Sebelumnya, pada 16 Juli, jurnalis foto Reuters Danish Siddiqui tewas saat meliput bentrokan antara pasukan keamanan Afghanistan dan pejuang Taliban di Spin Boldak, seperti yang didokumentasikan CPJ saat itu.
Pihak berwenang Afghanistan harus segera dan menyeluruh menyelidiki pembunuhan jurnalis Toofan Omar dan memastikan pembebasan jurnalis Nematullah Hemat dengan aman, kata CPJ. (Sumber: email CPJ)