close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Justin Adrian Untayana. Foto istimewa
icon caption
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Justin Adrian Untayana. Foto istimewa
Nasional
Selasa, 28 Februari 2023 14:53

100 RT di Jakarta terdampak banjir, PSI desak pembenahan tata ruang

Penataan pemukiman dilakukan agar lebih terintegrasi dengan jaringan jalan, transportasi umum, serta utilitas seperti jaringan air.
swipe

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Justin Adrian Untayana, mendesak agar pembenahan tata ruang segera dilakukan untuk mengatasi banjir di Jakarta. Hal itu disampaikan merespons banjir yang melanda Jakarta pada Minggu (26/2).

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, genangan banjir terjadi di lima ruas jalan dan 104 RT terdampak. Adapun data wilayah paling parah yakni di Jakarta Timur, yakni sebanyak 57 RT. Bahkan di kawasan pemukiman Kampung Melayu, dan Bidara Cina banjir mencapai ketinggian satu meter.

"Hampir seluruh permasalahan yang ada di Jakarta termasuk banjir, macet, timbunan sampah, ruang terbuka hijau, air bersih, dan lain sebagainya disebabkan oleh tata ruang buruk yang telah diwariskan sekian lama," kata Justin kepada wartawan, Selasa (28/2).

Penataan pemukiman dilakukan agar lebih terintegrasi dengan jaringan jalan, transportasi umum, serta utilitas seperti jaringan air dan listrik. Hal itu dinilai sangat penting untuk menciptakan pemukiman yang manusiawi dan berkecukupan fasilitas.

Dengan penataan tersebut, daerah aliran air dapat diperlebar melalui program normalisasi sungai. Serapan tanah juga dapat ditingkatkan dengan ruang terbuka hijau serta pembangunan jaringan tampung-alir air atau mikro drainase untuk mengalirkan air dari pemukiman ke sungai-sungai utama dapat dilakukan.

"Selama ini banyak daerah pemukiman yang seringkali tergenang, karena jaringan pembuangannya ke sungai utama terhambat, atau bahkan tertutup sehingga genangan air terkurung tanpa dapat dialirkan. Sementara, daya resap tanah sangat terbatas sehingga terjadi genangan yang membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat surut," ujar Justin.

Selain itu, Justin menilai ada banyak pemukiman padat yang kontur tanahnya adalah cekungan yang membuat air tidak dapat dialirkan ke tempat yang tinggi. Sementara ketika akan dibuat rumah pompa, tidak tersedia lahan yang cukup akibat padatnya pemukiman.

"Hal ini adalah bukti nyata bahwa tata ruang kita sangat buruk sehingga harus dibenahi," tegas Justin.

Justin menjelaskan, setidaknya ada tiga jenis penyebab banjir di Jakarta. Pertama ialah banjir kiriman dari Jawa Barat yang mengalir ke Jakarta sebagai areal aluvial atau dataran rendah. Banjir ini mengancam areal pemukiman sepanjang sungai Ciliwung, Sunter, dan lainnya.

Kedua, banjir lokal yang disebabkan oleh intensitas air hujan yang dapat mengancam daerah pemukiman dengan kontur tanah cekung. Kondisi itu ditambah dengan jaringan tampung-alir air yang tidak memadai. Ketiga ialah banjir rob yang mengancam pemukiman di kawasan pesisir.

"Oleh karena itu penataan pemukiman juga harus menjadi prioritas pembenahan bilamana kita ingin melindungi warga Jakarta dari musibah yang akan terus mengintai," jelasnya.

Menurut Justin, target kerja normalisasi Sungai Ciliwung yang merupakan salah satu prioritas Pejabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono merupakan langkah yang tepat. Akan tetapi, langkah tersebut adalah satu dari sekian banyak hal yang harus dibenahi dalam rangka menghindarkan warga DKI dari ancaman banjir.

"Saya harap normalisasi sungai dapat berjalan secara paralel dengan pembenahan pemukiman dan tata ruang, serta pemanfaatan lahan-lahan tidur Pemprov DKI untuk ruang terbuka hijau yang dapat difungsikan sebagai areal serapan air," tandasnya.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan