Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendata sedikitnya 13 orang mengalami luka-luka di Kabupaten Lombok Timur pascagempa 5,8 Skala Richter (SR).
"Dari data sementara yang kita terima ada 13 orang," kata BPBD NTB, H Muhammad Rum di Mataram, Minggu.
Ia menjelaskan, ke 13 orang yang mengalami luka-luka tersebut tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Lombok Timur. Yakni, Kecamatan Pringgasela terdapat dua orang atas nama Zulkifli (28) dan Daffa Zaen Al Faruk (3). Keduanya merupakan warga Dusun Aik Ngempok Desa Pengadangan. Korban mengalami luka di bagian jari dan tangan kanan serta kepala.
Selanjutnya, Kecamatan Sembalun terdapat lima orang, di antaranya Edi Rustaman (30), Dery (16), Hamdani (28), Rendy (18), dan Yogi Prima Mei Gandi (24).
Kemudian di Kecamatan Sambelia, terdapat satu orang atas nama Rifki Suherman (15). Di Kecamatan Aikmel terdapat lima orang, di antaranya Jaurah (33), Teguh Winata (3), Nizar (30), Hikmawati (25), Fatur (18 bulan).
"Umumnya para korban ini mengalami luka-luka di tangan, kaki dan kepala akibat terkena reruntuhan bangunan saat gempa terjadi," ucapnya.
Sementara itu, untuk data kerusakan rumah terdapat di Kecamatan Montong Gading sebanyak dua unit, Sambelia satu unit, dan Kecamatan Sikur satu unit.
"Semua masih dalam proses pendataan, baik rumah rusak berat, sedang maupun ringan," katanya.
NTB diguncang gempa bumi tektonik secara beruntun berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR) dan 5,2 SR Minggu (17/3) pukul 14.07 WIB atau 15.07 Wita, namun tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,30 Lintang Selatan dan 116,60 Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer (km).
Pusat gempa berada di laut pada jarak 24 km timur laut Kabupaten Lombok Timur, 36 km timur laut Kabupaten Lombok Utara, 37 km barat laut Pulau Panjang, Kabupaten Sumbawa, dan 63 km timur laut Kota Mataram. (Ant)