Banjir dan longsor yang terjadi di Bengkulu telah menyebabkan sebanyak 13.000 jiwa terdampak. Kabupaten Bengkulu Tengah menjadi wilayah yang mengalami dampak paling parah.
“Korban jiwa telah terlebih dahulu dirilis ada 10 orang meninggal dan 8 masih hilang sedangkan terdampak mencapai 13 ribu orang,” kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat memberikan keterangan pers di Kantor BPBD Provinsi Bengkulu, Minggu (28/4).
Dia mengatakan, seluruh kabupaten/kota di Bengkulu terkena dampak bencana ini. Namun Kabupaten Bengkulu Tengah menjadi wilayah yang mengalami dampak paling parah.
Wilayah lain yang mendapat dampak cukup parah adalah Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kepahiang, Lebong, Kaur, dan Rejanglebong.
Di Bengkulu Tengah, tercatat enam orang meninggal dunia dan empat orang lainnya dinyatakan hilang.
Selain itu, bencana juga menyebabkan 12.000 orang mengungsi. Sebanyak 184 rumah, empat unit fasilitas pendidikan, dan 40 infrastruktur juga mengalami kerusakan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengimbau warga untuk mewaspadai dampak susulan dari bencana yang terjadi.
"Dampak bencana susulan yang mungkin timbul adalah penyakit kulit karena kekurangan air bersih, gangguan infeksi saluran pernafasan akut dan lain-lain," kata Sutopo.
Selain itu, dia juga mengingatkan potensi banjir dan longsor susulan jika hujan kembali turun dengan intensitas tinggi. Banjir dan longsor yang saat ini melanda Bengkulu, juga disebabkan hujan deras pada Jumat (26/4) hingga Sabtu (27/4).
"Kepala daerah yang wilayahnya mengalami bencana juga diimbau segera menetapkan status darurat bencana untuk mempercepat penanganan darurat," katanya.
=========================================================
5
Diawali gemuruh, lubang berdiameter 16 m tiba-tiba muncul di Sukabumi
Lubang raksasa berdiameter 16 meter dan kedalaman 12 meter menghebohkan warga di Kampung Legoknyenang RT 05 RW 02, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pasalnya, lubang yang berada di area persawahan tersebut muncul secara tiba-tiba.
Seorang warga bernama Cece Sudirman mengatakan, terdengar suara misterius sebelum lubang tersebut muncul.
"Sebelum muncul lubang raksasa, warga mendengar suara gemuruh dan dentuman sekitar pukul 04.00 WIB. Kami meyakini pasti akan mucul lagi lubang seperti yang terjadi pada tahun lalu dan ternyata benar saja," kata Cece Sudirman di Sukabumi, Minggu (28/4).
Lubang serupa sempat muncul di wilayah tersebut pada 6 September 2018 lalu. Saat itu, lubang yang muncul berukurang tiga meter. Kemudian ukurannya membesar menjadi enam meter dengan kedalaman lima meter.
Tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, saat itu menyatakan lubang muncul karena adanya pergerakan tanah. Diperkirakan ada saluran atau terowongan air yang membuat struktur tanah bawah labil, sehingga tanah ambles.
Adapun lubang baru yang muncul hari ini, berada sekitar empat meter dari lubang yang muncul pada 2018. Warga mengaku khawatir diameter lubang bertambah luas dan mengancam pemukiman warga.
Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi (Pudalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna mengatakan, pihaknya tengah melakukan asesmen untuk memantau aktivitas lubang. Ia pun mengimbau agar masyarakat menjauhi lubang untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
"Laporan di lapangan, lubang itu luasnya terus membesar sehingga kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak mendekat, khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya. (Ant)