Komite Perubahan Sepak bola Nasional (KPSN) mendatangi Polda Metro Jaya, untuk memberikan apresiasi kepada tim Satgas Antimafia Bola, pada Kamis (21/2).
Ketua Umum KPSN Suhendra Hadi Kuntono mengatakan keberadaan Satgas Antimafia Bola menjadi suatu momentum untuk mengubah sepak bola Indonesia. Sebab, ia merasa selama puluhan tahun penonton sepak bola Indonesia telah dibohongi dengan adanya mafia pengaturan skor.
"Jadi apa yang sudah kita tonton ini adalah ketidakbenaran saja ya. Kita penonton semua dibohongi," ujar Suhendra, di depan Gedung Utama Polda Metro Jaya, pada Kamis (21/2) petang.
Meski demikian, Suhendra menilai, tim Satgas telah melakukan kinerjanya secara profesional. Sebab, ia melihat hingga saat ini masyarakat sudah kembali menaruh kepercayaan pada persepakbolaan Indonesia.
"Dengan adanya tim (Satgas Antimafia Bola) yang bekerja secara profesional ini kita sangat respect sekali," ucapnya.
Lebih jauh, ia meminta agar Satgas Antimafia Bola dapat mengusut kasus pengaturan skor sampai tuntas.
"KPSN sebagai inisiator kasus pengaturan skor juga ingin masalah seperti ini jangan dikerjakan setengah-setengah, harus diselesaikan sampai ke akar-akarnya," ujar Suhendra.
Kasus pengaturan skor sepak bola di Indonesia pertama kali mencuat setelah adanya laporan dari Mantan Manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indriyani.
Sejauh ini, Satgas Antimafia Bola telah menetapkan 15 tersangka, sejumlah petinggi ikut terseret dalam kasus tersebut. Mulai dari anggota Komite Eksekutif (Exco) sekaligus Ketua Aspov PSSI Jawa Tengah Johar Lin Eng, dan Anggota Komisi Disiplin Dwi Irianto alias Mbah Putih.
Selanjutnya, Mantan Anggota Komite Wasit Priyanto, anak Priyanto, Anik Yuni Artika Sari, Wasit Persibara melawan Persekabpas Nurul Safarid, Mantan Penanggung Jawab PSMP Vigit Waluyo, Direktur Penugasan Wasit PSSI Mansur Lestaluhu.
Kemudian, perangkat pertandingan Persibara lawan Persekabpas dengan inisial P, CH, NR, dan DS. Juga Muhammad Mardani Mogot (Supir Joko Driyono), Office Boy PT. Persija Musmuliadi, Office Boy PSSI Abdul Gofur, dan Plt Ketua umum PSSI Joko Driyono.