close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
BMKG mencatat 17 gempa susulan usai goncangan magnitudo 7,1 dengan status berpotensi tsunami di Maluku Utara. / Antara Foto
icon caption
BMKG mencatat 17 gempa susulan usai goncangan magnitudo 7,1 dengan status berpotensi tsunami di Maluku Utara. / Antara Foto
Nasional
Jumat, 15 November 2019 01:47

BMKG: 17 gempa susulan usai goncangan magnitudo 7,1 di Jailolo Malut

BMKG mencatat 17 gempa susulan usai goncangan magnitudo 7,1 dengan status berpotensi tsunami di Maluku Utara.
swipe

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan terjadi 17 kali gempa bumi pascagempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,1 yang mengguncang Jailolo, Maluku Utara pada Kamis malam (14/11) pukul 23.17 WIB.

"Hingga Jumat ini pukul 00.48 WIB, hasil monitoring BMKG adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) sebanyak 17 kali, dengan M terbesar 4,9 dan terkecil 3,2," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (15/11) dini hari.

Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini memiliki parameter dengan Magnitudo 7,4 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 7,1.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1.63 LU dan 126.4 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 134 km arah Barat Laut Kota Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada kedalaman 73 kilometer.

Rahmat mengingatkan masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Warga agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," kata Rahmat.

Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user: pemda, pwd: pemda-bmkg) atau infobmkg.

Sementara itu, BMKG hingga Jumat (15/11) dini hari pukul 01.08 WIB belum mencabut status potensi tsunami pascagempa bumi berkekuatan magnitudo 7,1 yang terjadi di Jailolo, Maluku Utara pada Kamis malam sekitar pukul 23.17 WIB.

Gempa tersebut dirasakan di sejumlah daerah seperti Halmahera (Maluku Utara), Kota Bitung (Sulut), dan Kota Ternate (Malut).

Gempa dirasakan dalam skala IV-V MMI yang artinya gempa dirasakan banyak. Lokasi pusat gempa ini berada di koordinat 1,67 Lintang Utara dan 126,39 Bujur Timur. Pusat gempa ini berlokasi di 137 km barat laut Jailolo, Malut dengan kedalaman 73 km.

BMKG pun mengingatkan ada pemerintah daerah dan masyarakat di tiga daerah yang berpotensi tsunami, yakni Halmahera, Kota Bitung, dan Kota Ternate karena berstatus waspada.

Namun, pada pukul 23.33 WIB, BMKG mencabut status waspada di Kota Halmahera dan Kota Ternate.

Warga panik

Warga Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara (Malut), panik terdampak gempa Jailolo dengan magnitudo 7,1 pada Jumat dini hari pukul 01.17 WIT.

Salah seorang tokoh masyarakat Tobelo, Pdt. Jopi Soselissa, dihubungi dari Ambon mengatakan, guncangan gempa membuat warga ibu kota Kabupaten Halmahera Utara kaget dari tidur dan berlarian keluar rumah karena takut bangunan roboh maupun gempa susulan.

"Guncangan gempa terasa cukup kuat sehingga lari keluar rumah karena takut gempa susulan maupun tsunami," ungkapnya.

Dia mengakui, sebagian warga mengungsi ke kawasan lebih tinggi karena takut tsunami dengan adanya peringatan dini dari BMKG.

"Kami mengikuti perkembangan gempa melalui aplikasi BMKG. Apalagi, saya mempunyai anak perempuan di Manado, Sulawesi Utara, yang telah menyampaikan dampak gempa Jailolo terasa guncangannya kuat di Manado," ujar Jopi.

Salah seorang warga Jailolo, Veky Dasmasella melalui WhatsApp (WA) memberitahukan guncangan gempa terasa sangat kuat.

Hanya saja, ketika dihubungi melalui telpon genggam (HP) tidak dijawab.

Gempa tersebut dirasakan IV-V MMI di Kota Bitung, Kota Manado dan Ternate, II MMI di Buol, Sulawesi Tengah.

"Status ancaman tsunami untuk wilayah Sulawesi Utara adalah waspada," sebut Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Sulawesi Utara, Edward H Mengko.

Untuk status waspada, diperkirakan ketinggian air maksimum 0,5 meter, sementara status peringatan dini tsunami belum berakhir.

BMKG mengingatkan pemerintah daerah untuk waspada akibat gempa bumi magnitudo 7,1 yang mengguncang wilayah Maluku Utara. Hal itu disampaikan melalui laman BMKG.

BMKG menyebutkan, daerah yang berpotensi tsunami di wilayah Minahasa Utara bagian selatan (Sulawesi Utara) agar waspada.

Pemerintah Provinsi/Kab/Kota yang berada pada status "waspada" diharapkan memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai.

Gempa bermagnitudo (M) 7,1 mengguncang Maluku Utara dirasakan hingga Halmahera, Kota Bitung dan Kota Ternate. (Ant)

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan