close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas Palang Merah Indonesia _PMI_ menyemprotkan cairan disinfektan di asrama Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia, Jakarta, Jumat (17/04/20). Foto Antara/Galih Pradipta.
icon caption
Petugas Palang Merah Indonesia _PMI_ menyemprotkan cairan disinfektan di asrama Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia, Jakarta, Jumat (17/04/20). Foto Antara/Galih Pradipta.
Nasional
Senin, 20 April 2020 19:15

2 bulan tak beraktivitas, Sumber Covid-19 di Asrama Bethel belum terlacak

Kepala Asrama STT Bethel belum mengetahui sumber penularan terhadap para penghuni asrama.
swipe

Kepala Asrama Sekolah Tinggi Teologi atau STT Bethel Indonesia Tony Wattimena, mengklaim tak ada aktivitas belajar mengajar sebelum terjadi penularan Covid-19 di asrama seminari tersebut. Karena itu, dia mengaku belum mengetahui sumber penularan virus corona yang menjadikan STT Bethel sebagai klaster baru penyebaran coronavirus di DKI Jakarta.

"Kami itu sudah dua bulan terakhir tidak ada aktivitas belajar, termasuk tidak menerima kunjungan dari luar yang datang ke asrama," kata Tony di Jakarta, Senin (20/4).

Sementara itu, Camat Tanah Abang Yassin Passaribu mengatakan penularan coronavirus di Asrama Seminari Bethel, Petamburan, Jakarta Pusat, bermula dari salah seorang mahasiswa yang baru kembali dari Lembang, Jawa Barat, Maret 2020 lalu. Saat mahasiswa tersebut berada di asrama, para penghuni lain mulai terinfeksi coronavirus.

"Infonya mahasiswa dari Lembang datang ke sana, tidak lama berselang mulai satu persatu mahasiswa terjangkit. Maret itu masih ada aktivitas di asrama tersebut," kata Yassin.

Menurutnya, tidak ada warga di kawasan Petamburan, terutama di dekat STT Bethel, yang terinfeksi Covid-19. Karena itu, dugaan sumber penularan dari mahasiswa yang kembali dari Lembang, menjadi menguat.

Menurut Yassin, saat ini sudah ada sebanyak 41 orang penghuni Asrama Bethel yang dibawa ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet. Mereka menjalani perawatan khusus karena telah dinyatakan positif terinfeksi dan sebagian menjadi pasien dalam pengawasan Covid-19.

Adapun penghuni asrama yang masih ada, saat ini menjalani isolasi mandiri. Mereka mendapat penjagaan dari pihak keamanan baik Polisi, TNI, serta warga setempat, agar proses isolasi berjalan dengan baik. 

Untuk menjamin kebutuhan hidup mereka, pihak Kecamatan serta masyarakat sekitar menyediakannya, terutama makanan, untuk para penghuni asrama.

Saat ini, para penghuni asrama telah mengikuti swab test untuk memastikan infeksi virus corona di dalam tubuhnya. Namun belum dipastikan adanya penambahan kasus positif, mengingat hasil swab test belum keluar.

"Jika hasilnya positif saya pastikan akan dibawa ke Wisma Atlet," kata Yassin. (Ant)

img
Gema Trisna Yudha
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan