close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) didampingi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/4). Foto Antara/Moch Asim/aww.
icon caption
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) didampingi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/4). Foto Antara/Moch Asim/aww.
Nasional
Kamis, 14 Mei 2020 11:21

Pasien Covid-19 terus meningkat, 2 rumah sakit di Surabaya tambah ruang isolasi

Ruang pertemuan di rumah sakit dirombak menjadi tempat perawatan pasien.
swipe

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur (Jatim), menambah dua rumah sakit untuk penanganan Covid-19. Yakni, Rumah Sakit Husada Utama dan Rumah Sakit Siloam Hospitals menyiapkan ruang isolasi tambahan untuk penanganan pasien yang terpapar coronavirus.

Penamabahan tersebut, karena angka pasien positif Covid-19 di Kota Pahlawan itu terus meningkat. Berdasar lawancovid-19.surabaya.go.id, Kamis (14/5) pukul 11.05 WIB, terdapat tambahan 72 kasus baru di Surabaya, jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 di Surabaya mencapai 870 orang atau sekitar 49 persen dari keseluruhan pasien coronavirus di Jatim.

Sementara, untuk orang dalam pemantauan (ODP) ada 3.090 jiwa dan pasien dalam pengawasan (PDP) 1.711 orang. Kemudian sembuh sebanyak 115 orang serta meninggal dunia 97 orang. 

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyatakan, pihaknya terus bekerja keras dalam upaya memutus mata rantai persebaran Covid-19, salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan dua rumah sakit rujukan untuk tambahan ruang isolasi dan Asrama Haji Sukolilo untuk kamar observasi.

"Ruang pertemuan di rumah sakit itu dirombak menjadi tempat perawatan pasien," kata Risma di Surabaya, Kamis (14/5).

Selain itu, RS Husada Utama dan RS Siloam Hospitals sudah menyiapkan tambahan untuk kapasitas tempat tidur di ruang isolasi perawatan pasien Covid-19.

"Kami maksimalkan Rumah Sakit Husada Utama dulu dengan 200 tempat tidur, terus ada sisa 40 yang belum dimanfaatkan. Kami juga dibantu Rumah Sakit Siloam Hospitals 40 tempat tidur. Kemudian, kalau itu tidak bisa nampung, baru Asrama Haji," bebernya.

Menurut dia, pihaknya memaksimalkan rumah sakit dahulu sebelum menggunakan Asrama Haji karena berkaitan dengan kebutuhan tenaga medis. Sebab, bagaimanapun di Asrama Haji butuh tenaga medis, bukan hanya perawat tapi juga dokter yang terus berada di sana.

"Sementara di RSUD Soewandhie dan Husada Utama tenaga medis kewalahan. Memang, ada dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) yang siap membantu untuk itu," katanya.

Sementara itu, Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita, sebelumnya mengatakan, Asrama Haji menjadi salah satu asrama observasi yang digunakan sebagai gedung perawatan alternatif.

Nanti, Asrama Haji itu bakal ditempati oleh ODP dan PDP. "Totalnya berjumlah 198 orang. Yang menempati nanti ODP. Jadi aman digunakan untuk asrama observasi," katanya.

Sedangkan, untuk petugas yang disiapkan di asrama observasi itu, Febria memastikan, bahwa pemkot telah menyiapkan petugas khusus untuk merawat dan menjaga warga yang tinggal sementara di sana. Petugas itu terdiri dari anggota Linmas, Satpol PP,  perawat hingga dokter. "Selama observasi nanti mereka diawasi oleh tim dokter. Ada penjagaan khusus," katanya. (Ant)

img
Achmad Rizki
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan