Tahap pertama pembangunan rumah warga terdampak gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akan segera dimulai. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, sebanyak 200 hunian akan dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektare.
"Tahap pertama, 200 rumah tipe 36 dengan luas lahan 90 meter persegi untuk setiap KK yg direlokasi," kata Basuki dalam keterangan pers usai rapat tingkat menteri terkait penanganan darurat dan persiapan penanganan pascagempa Cianjur di Kantor Kemenko PMK, Kamis (1/12).
Disampaikan Basuki, titik lahan relokasi tahap pertama berada di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur. Adapun untuk pembangunan hunian warga terdampak gempa, pihaknya akan memanfaatkan teknologi rumah instan sederhana (RISHA).
RISHA merupakan implementasi teknologi bangunan tahan gempa. Basuki menyebut, teknologi ini telah diterapkan dalam pembangunan hunian pascagempa di sejumlah wilayah seperti Aceh, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah.
"Tahap pertama relokasi ada 2,5 hektar di (Desa) Sirnagalih, sekarang sudah land clearing. Kami mempunyai stok rumah RISHA yang tahan gempa, yang sudah proven teknologinya. Ini akan kita bangun di Cianjur," ujar Basuki.
Berdasarkan data kerusakan rumah dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat total 17.864 rumah yang telah diverifikasi. Sekitar delapan ribu unit di antaranya termasuk kategori rusak berat.
Basuki mengatakan, pihaknya melakukan penanganan terhadap rumah warga terdampak gempa yang harus direlokasi. Adapun untuk rumah yang diperbaiki sendiri oleh masyarakat, maka akan ada bantuan dana dari BNPB senilai Rp10 juta untuk rusak ringan, Rp25 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp50 juta untuk rumah rusak berat.
"Yang rusak berat, kalau dia harus direlokasi karena berada di kategori merah oleh BMKG, dia harus direlokasi," tuturnya.
Selain pembangunan rumah di lahan relokasi, imbuh Basuki, Kementerian PUPR juga bertanggung jawab untuk menangani bangunan fasilitas umum yang mengalami kerusakan akibat gempa Cianjur. Infrastruktur yang diperbaiki meliputi bangunan sekolah, fasilitas kesehatan, tempat ibadah, hingga gedung perkantoran.
Basuki berharap perbaikan dapat dimulai pekan depan. Adapun sebelum rekonstruksi dimulai, perlu dilakukan pembersihan terhadap puing-puing bangunan yang mengalami kerusakan.
"Untuk pembersihan puing-puing ditangani langsung oleh BNPB, didukung oleh TNI, Polri, dan mungkin juga Kementerian PUPR dengan alat-alat berat. Semua puing-puing harus segera dibersihkan dulu, baru rehab dan rekonnya masuk, ini semua harus bergerak semua," ucap Basuki.