Sebanyak 25 fasilitas milik publik dilaporkan mengalami kerusakan akibat demonstrasi yang berujung pada kerusuhan di Manokwari dan Sorong, Papua Barat pada Senin, (19/8). Jumlah fasilitas publik yang rusak itu merupakan yang terdata oleh pihak kepolisian hingga Selasa (20/8).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan kerusakan fasilitas publik akibat kerusuhan tersebar di beberapa wilayah yang ada di Manokwari dan Sorong. Rinciannya, sekitar 15 fasilitas publik rusak berada di Sorong. Sedangkan sisanya sebanyak 10 fasilitas publik ada di Manokwari.
“Untuk sementara, di Sorong ada kurang lebih sekitar hampir 15 fasilitas publik yang mengalami kerusakan. Di kota Manokwari sekitar 10 fasilitas publik yang rusak. Ini masih terus didata,” kata Dedi Prasetyo saat ditemui di kantornya di Mabes Polri Jakarta pada Selasa, (20/8).
Sehari setelah kerusuhan, kata Dedi, aparat keamanan dan sejumlah petugas pemerintah daerah sudah mulai memperbaiki dan membersihkan fasilitas publik yang rusak. Sebanyak enam satuan setingkat kompi (SSK) pun diterjunkan untuk membantu perbaikan fasilitas publik.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan, batang-batang pohon yang ditebang untuk memblokade jalan pun sudah mulai dibersihkan. Bahkan bandara yang ada di Sorong dan Manokwari sudah mulai beroperasi.
“Sejak pagi tadi penerbangan di bandara Sorong dan Manokwari sudah berjalan seperti biasa meski masih ada beberapa bagian yang rusak,” tutur Dedi.
Adapun terkait kerusakan di Lapas Sorong, Dedi mengatakan, tidak terkait dengan aksi kerusuhan yang ada di luar lapas. Kerusakan bahkan pembakaran di lapas terjadi karena ada konflik internal lapas. Namun demikian, Dedi mengakui, ada ratusan narapidana di Lapas Sorong yang berhasil melarikan diri pascakericuhan.
“Memang ada beberapa warga binaan yang melarikan diri dari lapas terkait kerusuhan internal lapas. Urusan di dalam LP, bukan di luar,” ucap Dedi.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan, untuk menetralisir emosi massa, Gubernur Papua Lukas Enembe pun mengadakan pertemuan dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, guna membahas kondisi masyarakat Papua, terutama mahasiswa yang tinggal di asrama.
Dedi memastikan masyarakat Papua yang berada di Surabaya saat ini telah menjalankan aktivitas seperti biasa. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pun telah menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Papua.
“Hari ini Gubernur Papua berangkat ke Jawa Timur untuk melakukan pertemuan dan membahas persoalan itu,” ucap Dedi.
Dedi menuturkan, secara umum situasi keamanan di wilayah Papua dan Papua Barat cukup kondusif. Dedi berharap jika masih ada penyampaian aspirasi oleh sejumlah mahasiswa di Papua tidak sampai anarkis.
“Yang jelas situasi sudah baik. Komunikasi antara Gubernur Papua dan Walikota Surabaya juga sangat baik untuk mencari solusi terbaik peristiwa itu,” ujar Dedi.