close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Dok  kolase Siti Nur Jazilah dan kliping media peristiwa Woyla. Foto tempo, alinea.id
icon caption
Dok kolase Siti Nur Jazilah dan kliping media peristiwa Woyla. Foto tempo, alinea.id
Nasional
Senin, 28 Maret 2022 07:49

28 Maret: Teror penerbangan pertama, dan operasi face off pertama Lisa yang disiram air keras

Pada 28 Maret 2006, RSUD dr Soetomo memulai operasi transplantasi wajah atau face off untuk menolong Lisa Nur Jazilah
swipe

Siti Nur Jazilah mengalami kejadian mengerikan. Wajahnya disiram air keras oleh suaminya, Mulyono, sehingga rusak. Peristiwa itu terjadi pada 2004, dan baru terungkap ke publik pada 2006. 

Kisah ini muncul setelah Mulyono mengantarkan Lisa ke RSUD dr Soetomo untuk pengobatan. Ia berdalih wajah Lisa hanya terkena cairan pembersih lantai. Namun, kebenaran pun akhirnya terungkap. Wajah Lisa rusak karena disiram Mulono dengan air keras. 

Kasus Lisa menyedot perhatian besar dari publik Tanah Air. Pada 28 Maret 2006, RSUD dr Soetomo memulai operasi transplantasi wajah atau face off untuk menolongnya. 42 dokter turun tangan menangani Lisa. Operasi pertama dilakukan dengan mengganti kulit wajah dengan kulit punggung.

Tercatat, Lisa menjalani operasi rekonstruksi wajahnya sebanyak 17 kali. Operasi  terakhir dilakukan 27 Februari 2013. Setelah tujuh tahun dirawat di rumah sakit, ia pun pulang 5 Februari 2014.

Mulyono sendiri, pada 2007, dijatuhi vonis 12 tahun penjara karena penganiayaan terhadap Lisa. Seperti dikutip dari Tribunnews, setelah menjalani masa hukuman enam tahun di Rumah Tahanan Kelas I Surabaya, Medaeng, Mulyono bebas pada Oktober 2012. 

Lisa kini melanjutkan hidupnya dengan merintis usaha fesyen perhiasan. Ia memanfaatkan Instagram dengan akun @lisa_jewellry_handmade, untuk memajang produk-produknya. Di Instagramnya, Lisa kerap membagikan foto bersama sejumlah figur publik wanita, seperti Anne Avantie, dan istri pejabat.

Peristiwa Woyla, 28 Maret 1981

Pesawat Garuda Indonesia penerbangan 206 dibajak lima teroris dari Komando Jihad. Para pembajak menyamar sebagai penumpang untuk bisa berada di pesawat DC-09 yang berangkat dari Jakarta menuju Palembang kemudian Medan. 

Pembajakan terjadi dalam penerbangan. Pesawat kemudian mengisi bahan bakar di Bandara Penang Malaysia dan akhirnya terbang ke Bandara Don Mueang Bangkok, Thailand pada 31 Maret. 

Pembajak menuntut pembebasan 14 rekannya yang ditahan dan terancam hukuman mati setelah peristiwa Cicendo di Bandung Jawa Barat di mana kelompok itu membunuh empat polisi di Kosekta 65 pada 11 Maret 1981. 

Operasi pembebasan mulai dilakukan 29 Maret oleh 35 anggota Kopassandha (Kopassus) yang dipimpin Letnan Kolonel Sintong Panjaitan. Operasi Woyla ini berhasil menyudahi drama pembajakan tersebut. 

Sebanyak 48 penumpang, di antaranya lima WNA selamat. Namun Kapten Pilot Herman Rante tewas karena salah sasaran tembak. Seorang anggota Kopasshanda Letnan Satu Achmad Kirang gugur terkena tembakan di bagian bawah perut yang tidak terlindungi rompi antipeluru.

Di pihak teroris, empat tewas, sementara pemimpin pembajakan, Muhammad Zein lolos dari baku tembak, namun diringkus. Ia kemudian divonis hukuman mati di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 1981.

Sejarah mencatat, peristiwa pembajakan Woyla bermotif terorisme ini adalah pertama kali di Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah dunia penerbangan Indonesia. (tempo,kompas,tribunnews)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan