International Woman’s Day merupakan suatu perayaan bagi seluruh wanita di seluruh dunia. Hari Perempuan Sedunia ini menjadi pengingat sekaligus pembuktian bahwa kaum wanita memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, dalam dunia pendidikan, perempuan Indonesia sudah dapat mengenyam pendidikan tinggi. Mereka kemudian memiliki kebebasan dalam berkarier di ranah publik maupun menjadi pemimpin di keluarga.
Kendati begitu, dia mengakui, masih ada tiga hal yang harus segera dihilangkan keberadaannya di dunia pendidikan Indonesia, yakni intoleransi, perundungan (bully), dan pelecehan seksual. Ketiganya sangat memengaruhi perkembangan siswa, khususnya pelajar perempuan atau para siswi.
“Sudah semestinya tidak lagi terjadi di semua jenjang pendidikan dan dialami oleh peserta didik kita. Perjuangan belum usai, perjalanan masih panjang. Maka teruslah berkarya, khususnya kaum perempuan generasi muda,” ujar Nadiem dalam webinar, Senin (8/3).
Sementara Staf Khusus Kepresidenan Angkie Yudistia mengatakan, situasi hampir sama juga dirasakan oleh perempuan penyandang disabilitas. Apalagi mereka cenderung merasa berbeda dengan perempuan pada umumnya. Padahal sebenarnya tidak ada masalah dengan perbedaan itu.
"Terpenting yaitu mampu beradaptasi dengan setiap keterbatasan yang kita miliki. Tantangan menjadi disabilitas itu, disaat semua terbatas. Maka kita harus punya mindset bagaimana dapat beradaptasi dengan setiap keterbatasan yang kita miliki," kata dia.
Oleh karena itu, dia berharap agar perempuan penyandang disabilitas selalu menanamkan mindset, agar selalu bersyukur atas apa yang telah dimiliki. Jangan merasa rendah diri karena memiliki perbedaan atau keterbatasan dari yang lain. Sebab, dengan perbedaan itu akan menjadikan diri ini selalu mempelajari sesuatu hal secara bersama-sama.