Tim Disaster Identification (DVI) Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) akhirnya berhasil mengidentifikasi tiga jenazah anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang tewas ditembak.
Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso menyatakan, proses identifikasi yang berlangsung selama empat hari tersebut sudah menuai hasil. Ketiganya dipastikan sebagai anak buah Ali Kalora yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
“Jadi, berdasarkan proses identifikasi yang dilakukan tim DVI dan Inafis, disimpulkan kalau kedua jenazah tersebut adalah Qatar dan Rukli. Sedangkan jenazah yang satunya adalah Abu Alim alias Ambo,’’ katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (4/8).
Dia menyebut, sejumlah saksi juga telah selesai diperiksa terkait para pelaku. Hasilnya, ditemukan fakta bahwa Qatar merupakan salah satu pelaku yang terlibat dalam serangkaian aksi pembunuhan baik di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi dan Desa Kalemago, Kabupaten Poso.
Abdul memastikan, Satgas Madago Raya terus mengejar enam DPO teroris Poso yang diperkirakan masih bersembunyi di Perbatasan Kabupaten Poso dengan Parigi Moutong. Penyekatan di titik-titik tertentu dilakukan demi mencegah bantuan logistik para simpatisan pun terus dilakukan.
“Namun, keenam orang tersebut diperkirakan sudah terpecah dua kelompok,” ucapnya.
Sebelumnya, Wakasatgas Humas AKBP Bronto Budiyono mengimbau agar keenam DPO teroris Poso yang masih ada di pegunungan wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parimo untuk segera menyerahkan diri. Setelah menyerahkan diri, anggota MIT itu akan diproses secara hukum.