close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Salah satu bangunan yang rusak akibat gempa di Flores Timur NTT. Foto Humas BNPB
icon caption
Salah satu bangunan yang rusak akibat gempa di Flores Timur NTT. Foto Humas BNPB
Nasional
Rabu, 15 Desember 2021 07:16

346 rumah rusak dan 770 warga mengungsi akibat gempa

Belum ada laporan mengenai korban jiwa. Korban luka yang dilaporkan sebanyak tujuh orang.
swipe

Kabupaten Kepulauan Selayar di Provinsi Sulawesi Selatan menjadi wilayah yang paling banyak melaporkan kerusakan bangunan rumah akibat terdampak gempa bumi magnitudo 7,4 yang terjadi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa (14/12).

Data yang dihimpun Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per pukul 22.15 WIB, kerusakan rumah yang sudah terdata sebanyak 346. Dari angka tersebut, 134 rumah mengalami rusak berat dan 212 lainnya rusak ringan.

"Selain itu, ada tiga unit gedung sekolah, dua tempat ibadah, satu rumah jabatan kepala desa dan satu pelabuhan rakyat juga terdampak gempa bumi yang berpusat di 7.59 Lintang Selatan dan 122.24 Bujur Timur," kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB  Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/12).

Sementara itu, hingga hari ini  belum ada laporan mengenai korban jiwa. Akan tetapi, data korban luka yang dilaporkan sebanyak tujuh orang, terdiri enam warga Kabupaten Kepulauan Selayar dan satu warga Kabupaten Manggarai di NTT.

Di sisi lain, menurut laporan dari BPBD Kabupaten Sikka, terdapat warga Kabupaten Sikka yang mengungsi sebanyak 770 orang. Rinciannya, 320 orang mengungsi di Kantor DPRD Kabupaten Sikka, 150 orang di Gedung SIC dan 330 lainnya di Aula Rumah Jabatan Bupati Sikka di NTT.

Dari keseluruhan data akumulasi sementara, gempa bumi magnitudi 7,4 telah dirasakan dan berdampak pada sembilan kabupaten di Provinsi NTT, tiga kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dan enam kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Adapun rincian wilayah tersebut meliputi Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ende dan Kabupaten Ngada di Provinsi NTT.

Kemudian Kabupaten Kepulauan Selayar, Kabupaten Bulukumba dan Kota Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Selanjutnya adalah Kabupaten Muna, Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Baubau, Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga sejauh ini telah mencatat ada gempa bumi susulan (aftershock) hingga 120 kali. Dari keseluruhan gempa bumi susulan itu, BMKG mencatat sedikitnya ada lima gempa bumi yang memiliki magnitudo di atas M5, yakni M5,6 pada pukul 10.41 WIB, M 5,5 pada pukul 10.47 WIB, M 5,0 pada pukul 12.46 WIB, M 5,4 pada pukul 15.31 WIB dan M 5,2 pada pukul 15.57 WIB.

Menyikapi rangkaian gempabumi susulan tersebut, BNPB mengimbau kepada masyarakat khususnya yang berada di wilayah terdampak agar tidak panik namun tetap waspada. Masyarakat juga diminta untuk melihat kondisi rumahnya masing-masing.

Menurut BMKG, apabila terdapat kerusakan struktur rumah seperti dinding retak terbuka, plafon atap bergeser dan tiang rumah rusak, sebaiknya tidak tinggal di rumah sementara waktu dan dapat mengungsi ke rumah kerabat, saudara atau tempat evakuasi sementara yang disediakan oleh instansi dan otoritas setempat.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan