close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas membersihkan batu bekas lemparan pendemo di Simpang Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (8/10)/Foto Alinea.id Achmad al-Fikri.
icon caption
Petugas membersihkan batu bekas lemparan pendemo di Simpang Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (8/10)/Foto Alinea.id Achmad al-Fikri.
Nasional
Jumat, 09 Oktober 2020 14:06

LBH Pers: 4 jurnalis di Jakarta alami kekerasan saat liput demo UU Ciptaker

Jurnalis merupakan pekerja yang seharusnya dilindungi berdasarkan UU Pers.
swipe

Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum Pers, Ade Wahyudin mencatat, paling tidak ada empat jurnalis yang mengalami kekerasan saat meliput aksi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) di Jakarta. Ade mengatakan, ada tiga bentuk tindakan tak patut yang dialami wartawan.

"Penangkapan, penganiayaan, dan perampasan alat kerja," ujar Ade saat dihubungi wartawan, Jakarta, Jumat (9/10).

Ade mengungkapkan, di luar Jakarta kekerasan terhadap jurnalis juga banyak. Hanya saja, hingga saat ini belum didokumentasikan. Menurutnya, itu terjadi karena pihaknya masih fokus melakukan pendampingan.

"Kami mengecam segala bentuk kekerasan yang terjadi. Baik itu kepada jurnalis maupun masa aksi lainya. Jurnalis sendiri merupakan pekerja yang seharusnya dilindungi berdasarkan UU Pers," jelasnya.

Dalam aksi yang berlangsung di kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat, jurnalis Suara.com Peter Rotti mengalami kekerasan dari aparat kepolisian saat meliput. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.

Peter berdua dengan rekannya Adit Rianto S, yang juga videografer, melakukan live report via akun YouTube peristiwa aksi unjuk rasa penolakan UU Ciptaker. Kalau itu, korban sedang merekam video aksi sejumlah aparat polisi mengeroyok seorang peserta aksi di sekitar halte TransJakarta Bank Indonesia.

Para polisi itu meminta kamera Peter, tapi ia menolak sambil menjelaskan bahwa dirinya jurnalis yang sedang meliput. Para polisi bersikukuh dan merampas kamera jurnalis video Suara.com tersebut. Peter pun diseret sambil dipukul dan ditendang oleh segerombolan polisi.

"Saya sudah jelaskan kalau saya wartawan, tetapi mereka (polisi) tetap merampas dan menyeret saya. Tadi saya sempat diseret dan digebukin, tangan dan pelipis saya memar," kata Peter melalui sambungan telepon.

Selain Peter, jurnalis Merahputih.com Ponco Sulaksono juga sempat dikabarkan hilang kontak dengan redaksi. Dari siaran pers yang diterima, terakhir Ponco mengirim berita melaporkan situasi demo penolakan UU Ciptaker di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, ke redaksi 15.14 WIB. 

Tak hanya itu, sejumlah Lembaga Pers Mahasiswa juga melaporkan kehilangan jurnalisnya, seperti wartawan GEMA Politeknik Negeri Jakarta yang dikabarkan hilang kontak saat meliput demonstrasi.

img
Akbar Ridwan
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan