close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi ventilator. Alinea.id/MT Fadillah.
icon caption
Ilustrasi ventilator. Alinea.id/MT Fadillah.
Nasional
Minggu, 21 Juni 2020 12:30

5 ventilator karya anak bangsa siap diproduksi massal

Ventilator peralatan sangat penting untuk penyembuhan pasien positif Covid-19.
swipe

Pandemi Covid-19 belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir. Namun, ada hal yang membanggakan. Yakni, anak bangsa berhasil membuat lima ventilator untuk pasien Covid-19 dan telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta siap diproduksi. 

Ventilator itu, merupakan salah satu inovasi Konsorsium Riset dan Inovasi yang digagas Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN), telah menghasilkan berbagai inovasi untuk penanggulangan pandemi Covid-19.

Ventilator peralatan sangat penting untuk penyembuhan pasien positif Covid-19. Lima alat tersebut, merupakan bagian dari 57 produk inovatif untuk menanggulangi pandemi yang dihasilkan oleh tim riset dan inovasi. 

Setelah mengantongi izin edar, kelima ventilator segera memasuki tahap produksi massal. Beberapa inovator, sudah menghasilkan ratusan produk yang sudah dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam membantu menyelamatkan pasien Covid-19.

Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengaku, kagum dengan kehebatan dan pencapaian putra-putri kebanggaan bangsa Indonesia. Bayangkan, riset dan inovasi yang biasanya dalam proposal dilakukan minimal satu tahun anggaran, ini hanya dalam hitungan tiga bulan sudah menghasilkan produk-produk inovasi yang berkualitas. 

"Luar biasa, ini sangat dibutuhkan bangsa Indonesia, yang pada saat yang sama bangsa lain juga sedang berlomba-lomba membuatnya," kata Bambang Brodjonegoro, di Gedung BJ Habibie, Pemprov DKI, disitat dari setkab.go.id, Sabtu (20/6).

Menurut Bambang, kunci keberhasilan ini adalah kolaborasi, kemitraan, dan kerja sama. Sebab, pandemi Covid-19 merupakan tantangan berat bangsa Indonesia dan global saat ini terbukti dapat menyatukan tekad dan semangat para inventor. "Inovator dari kalangan pemerintah, akademisi, dan pihak swasta untuk berkolaborasi dan bekerja sama mengatasi pandemi bersama-sama," urai Bambang.

Berikut kelima jenis ventilator: 

1. BPPT3S-LEN.

Ventilator berbasis Ambu Bag dan Cam, dikembangkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PT LEN. BPPT3S-LEN telah mengantongi nomor izin edar alat kesehatan dari Kemenkes RI ADK 20403020870. Sekarang, PT LEN sedang proses produksi 100 unit ventilator.

2. GERLIP HFNC-01

Ventilantor ini dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), bekerja sama dengan PT Gerlink Utama Mandiri. Ventilator HFNC (High Flow Nasal Cannula) ini untuk mencegah pasien tidak sampai gagal nafas dan tidak harus diinkubasi menggunakan ventilator invasive dengan cara memberikan terapi oksigen beraliran tinggi. Sampai saat ini, sudah diproduksi lima unit. Ventilator ini telah mengantongi nomor izin edar alat kesehatan Kemenkes RI ADK 20403020951.

3. Vent-I Origin

Vent-I merupakan model ventilator Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), yang dikembangkan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB bersama Unpad dan ITB. Vent-I telah mengantong nomor izin edar alat kesehatan Kemenkes RI ADK 20403020696.

Hingga Jumat (19/6) lalu, sebanyak 139 unit Vent-I produksi pertama telah didistribusikan kepada rumah sakit yang membutuhkan. Sementara itu, total target produksi Vent-I sekitar 800-900 unit.

4. COVENT-20

Covent-20 merupakan ventilator hasil kolaborasi para peneliti Fakultas Teknik UI, Fakultas Kedokteran UI, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUP Persahabatan Jakarta, dan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik.

Covent-20 mudah dibawa dan dapat digunakan dalam keadaan darurat. Covent-20 memiliki dua mode operasi, yaitu mode Continuous Positive Airway Pressure dan Continuous Mandatory Ventilation. Mode pertama dioperasikan ketika kondisi pasien masih sadar untuk membantu oksigenasi ke paru-paru pasien. Sedangkan mode kedua dioperasikan ketika pasien tidak sadar atau mengalami kesulitan mengatur pernafasannya untuk mengambil alih fungsi pernafasan pasien.

Kedua mode tersebut, dapat digunakan pada saat pasien berada di rumah maupun dalam perjalanan, di mobil ambulans misalnya. Ventilator tidak digunakan di ruang isolasi.

Covent-20 telah mengantongi nomor izin edar alat kesehatan Kemenkes AKD 20403021003. Sampai saat ini telah diproduksi sekitar 300 unit oleh beberapa mitra produsen alat kesehatan, di antaranya PT Enesers Mitra Berkah, PT Graha Teknomedika, dan PT PINDAD dan dikalibrasi oleh beberapa mitra perusahaan kalibrasi alat kesehatan.

5. DHARCOV-23S

Ini ventilator emergency CMV dan CPAP berbasis pneumatic DHARCOV 23S. Ventilator dikembangkan oleh BPPT bekerja sama dengan PT Dharma Precission Tools. Ventilator telah mengantongi nomor izin edar alat kesehatan Kemenkes RI AKD 20403020892.

Kini telah memasuki fase produksi masal. Gelombang pertama akan diproduksi sebanyak 200 unit ventilator. Sampai tanggal 19 Juni 2020 telah selesai diproduksi dan terkalibrasi sebanyak 100 unit. Sedangkan sisanya akan selesai pada akhir minggu ketiga Juni 2020.

Selain kelima ventilator ini, BPPT bekerja sama dengan PT Polijaya juga sedang mengembangkan BPPT3S-Poly yang masih dalam uji sertifikasi. Sedangkan Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Toyota dan industri lokal mengembangkan tiga jenis ventilator, yakni versi fully featured ventilator (high end), versi low cost dan versi ambu bag conversion.

Selain itu, ITS melalui Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS telah menciptakan Simple and Low-Cost Mechanical Ventilator atau Robot Ventilator.

img
Achmad Rizki
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan