close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi penyebaran berita bohong atau hoaks./Pixabay
icon caption
Ilustrasi penyebaran berita bohong atau hoaks./Pixabay
Nasional
Senin, 20 Mei 2019 15:12

5.000 santri Buntet Cirebon ikut aksi 22 Mei ternyata hoaks

"Untuk hadir di saat reuni 212 saja kami larang, apalagi sekarang ini people power."
swipe

Pengasuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat, KH. Adib Rofiuddin memastikan informasi mengenai keberangkatan sekitar 5.000 santrinya untuk ikut aksi people power pada 22 Mei 2019 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan kabar fitnah dan bohong.

“Saya dapat informasi sore kemarin, terkait beredarnya informasi 5.000 santri Buntet ke Jakarta dan itu dipastikan fitnah, hoaks alias bohong,” kata KH. Adib di Cirebon, Jawa Barat pada Senin (20/5).

Menurut Adib, Pondok Buntet Pesantren sama sekali tidak memerintahkan pengerahan santri untuk berangkat ke Jakarta. Bukan hanya kali ini, pada acara reuni 212 pun Pondok Buntet Pesantren melarang keras kepada santri dan alumninya untuk menghadiri acara tersebut.

“Untuk hadir di saat reuni 212 saja kami larang, apalagi sekarang ini people power yang akan mengganggu perjalanan demokrasi bangsa Indonesia,” tuturnya.

Adib mengatakan, ribuan santri Pondok Buntet Pesantren saat ini masih melakukan aktivitas pengajian di bulan Ramadan. Kegiatan pengajian baru akan selesai sekitar tanggal 17 Ramadan nanti. Dia menegaskan apabila ada berita atau informasi terkait ikut sertanya santri Pondok Buntet Pesantren dipastikan itu tidak benar.

“Santri masih mengaji pasaran (pengajian di bulan Ramadan) dan paling cepat tanggal 23 Mei baru selesai,” ujarnya.

Terkait aksi pada 22 Mei 2019 di gedung KPU, Adib meminta kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi terhadap ajakan elit-elit politik yang bisa membuat kegaduhan di masyarakat. Ia pun meminta masyarakat untuk menunggu hasil keputusan resmi KPU pada 22 Mei 2019 nanti. 

“Kepada seluruh masyarakat untuk menerima apa pun hasil keputusannya. Yang kalah harus legawa dan yang menang jangan jumawa. Mari kembali bergandengan tangan, membangun Indonesia untuk menjadi negara yang aman dan tentram," ucap Adib.

Sementara itu, Ketua Tim Media Pondok Buntet Pesantren, Mubarok Hasanuddin, mengatakan mengenai informasi adanya pengerahan santri Buntet ke Jakarta, ia mendapatkan informasi itu dari salah satu alumni di Jakarta.

Berdasarkan keterangan alumni yang ia kenal itu, bahwa dari salah satu grup Whatsapp sebuah kelompok di Jakarta menyebutkan ada 5.000 santri Buntet akan datang ke Jakarta. Informasi itu juga ditambahi sebuah foto kerumunan massa berpeci.

"Sehingga alumni yang mendapatkan informasi itu, langsung melaporkan ke kami," kata Mubarok.

Mubarok mengaku sudah menelusuri pihak yang menyebarkan informasi bohong tersebut. Dari hasil penelusurannya, pelaku mengaku mendapatkan informasi tersebut dari rekannya dan hanya ikut membagikan saja.

img
Tito Dirhantoro
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan