Dengan mulai menurunnya kasus konfirmasi Covid-19, Kementerian Kesehatan akan mulai menfokuskan diri dengan melakukan transformasi di sektor kesehatan. Salah satu yang perlu sekali untuk dilakukan transformasi terletak di sumber daya manusia kesehatan.
"Sebagai gambaran teman-teman saya akan menyampaikan beberapa data. Ada sekitar 586 dari 10.373 puskesmas sampai April 2022 belum memiliki dokter. Ini artinya 5,56% puskesmas tidak ada dokter," jelas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam keterangannya yang dipantau secara online, Jumat (29/4).
Kemudian, 5.498 dari 10.373 puskesmas atau 53% belum memiliki 9 jenis tenaga kesehatan sesuai standar.
Lalu ada 302 dari 618 atau 48,9% rumah sakit umum daerah kelas D dan C belum memiliki tujuh jenis dokter spesialis. Baru 302 dari 618 atau 48,9% RSUD kelas D dan C yang memiliki jenis dokter lengkap.
"Ada kekurangan tenaga kesehatan termasuk dokter spesialis di Indonesia. Di sisi lain, tidak ada tenaga kesehatan honorer. Kementerian Kesehatan sudah duduk bersama-sama dengan beberapa kementerian lainnya untuk buka formasi di 2022 sampai 2023 untuk menerima tenaga kesehatan honorer sebagai calon ASN atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja," papar dia.
Budi mengimbau tenaga kesehatan honorer untuk segera mendaftar ke dinas kesehatan kabupaten masing-masing. agar bisa segera diproses sebagai calon ASN atau PPPK.
Sedangkan Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes Arianti Anaya menambahkan, peserta tetap melakukan penilaian, evaluasi, tes tulis untuk menjadi calon ASN sesuai dengan aturan KemenpanRB.