Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku, akan memantau enam gunung bawah laut di Indonesia pada 2022. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah dampak bencana yang mungkin ditumbulkan akibat letusan.
PVMBG menyebutkan, enam gunung api bawah laut di Indonesia, yaitu Hobal Ole Werung di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT); Yersey di Selatan wilayah Banda; Emperor of China di sebelah Barat Laut Banda; Neuwerkerk Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku; Banua Wuhu di sebelah Barat Pulau Mahengetang, Kepulauan Sangihe; dan Sangir di perairan Sangir, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
"Dari gunung api bawah laut ini, dua di antaranya dilaporkan berkorelasi dengan kejadian tsunami, yaitu Hobal dan Banua Wuhu," jelas Kepala PVMBG Andiani, dalam keterangannya secara daring, Rabu (26/1).
Sedangkan empat lainnya, meskipun gunung api bawah laut, tetapi catatan sejarah tsunaminya tidak ada. Selain itu, empat gunung api ini terletak di lautan dalam. Di mana kawahnya terletak di kedalaman 500 meter di bawah laut. Sehingga kemungkinan kecil terjadi tsunami jika gunung api tersebut erupsi.
PVMBG sendiri sedang dalam proses memasang beberapa peralatan untuk gunung api bawah laut yang berpotensi menyebabkan tsunami tersebut.
"Untuk Hobal kami sudah pasang alat-alat seismik di sekitar gunung. Sedangkan di Banua Wuhu, kami akan memasang pada tahun ini," jelas dia.
Seperti diketahui, belum lama ini terjadi letusan gunung api bawh laut di Tonga. Gunung berapi bawah laut Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai (berjarak sekitar 65 km dari Ibu Kota Tonga, Nuku’alofa) meletus pada 15 Januari 2022 sore hari waktu setempat, dan mengakibatkan gelombang tsunami serta lumpuhnya jalur komunikasi. Akibat letusan tersebut, Tonga diselimuti abu vulkanik dan menyebabkan kondisi gelap. Sebuah pulau bernama Atata Island di Tonga dilaporkan telah tenggelam.