Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten mencatat ada sebanyak 5.323 penduduk Banten yang terdaftar sebagai penghayat kepercayaan.
Kepala DP3AKKB Provinsi Banten, Sitti Ma'ani Nina, menjelaskan dari jumlah tersebut 4.462 penduduk di antaranya merupakan warga Baduy. Selebihnya sebanyak 160 orang ada di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang 13 orang, Kota Serang 1 orang, Tangserang Selatan 18 orang, Kota Tangerang 122 orang, dan Cilegon 4 orang.
“Di Banten lebih dari lima ribu, namun mayoritas didominasi oleh warga adat Baduy. Sampe saat ini yang sudah di cetak KTP el untuk warga baduy sebanyak 4.462 keping,” kata Sitti di Banten pada Kamis, (28/2).
Sitti menjelaskan, bagi masyarakat Banten yang memilih terdaftar sebagai penghayat, dalam kolom agama di KTP elektronik mereka diisi dengan “Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa”.
Menurut Nina, warga adat Baduy menjadi prioritas perubahan format kolom agama yang selama ini kosong, dan kini menjadi Kepercayaan Tuhan yang Maha Esa. Meskipun begitu, masih ada warga Baduy yang menginginkan kolom agama di KTP ditulis kepercayaan Sunda Wiwitan.
Permintaan adanya kolom agama diisi dengan Sunda Wiwitan sebelumnya selalu disampaikan di setiap tahun pada acara ritual Seba Baduy dih adapan kepala daerah Provinsi Banten.
"Jadi Baduy masyarakatnya mudah, meskipun taat pada aturan adat, untuk kepentingan mereka mudah," ujarnya.
Selain di Banten, sejumlah warga di Blitar, Jawa Timur, juga menyatakan agamanya adalah penghayat kepercayaan. Bahkan berdasarkan catatan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Pemkot Blitar, tercatat ada 19 aliran penghayat kepercayaan.
Meskipun nama aliran mereka berbahasa Jawa, namun mereka menolak jika penghayat kepercayaan yang dianutnya sama dengan dengan Kejawen. Adapun aliran penghayat kepercayaan yang jumlah warganya paling banyak adalah Sapto Darma dengan jumlah 413 orang.
Disusul Pamencar Pramono 364 orang, Kepribadian Jawa Jiwa 322 orang, dan Ilmu Sejati 205 orang. Selain itu, aliran Perjalanan 194 orang, Purwo Ayu 168 orang, dan Jawa Dwipa 152 orang.
Sederet aliran penghayat kepercayaan lain namanya sudah tidak asing bagi warga Blitar, seperti Keblat Papat Lima Pancer, Murti Tomo Waskito, dan Sunarah. Dengan demikian, total warga penghayat kepercayaan sebanyak 2.768 warga. Rinciannya, 2.380 orang merupakan warga kabupaten dan 388 warga Kota Blitar.