Sidang lanjutan korupsi e-KTP dengan terdakwa mantan Ketua DPR, Setya Novanto membuka fakta baru. Dalam sidang yang digelar pada hari ini, Senin (22/1), diduga proyek yang merugikan negara hingga Rp2,3 triliun itu melibatkan 3 partai.
Saat bersaksi untuk Setya Novanto, mantan Country Manager Hewlett Packard (HP) Enterprise Services, Charles Sutanto Ekapradja menyebut ada partai merah, kuning, biru dalam proyek tersebut.
"Itu yang saya dengar dari pasaran, asumsi saya kuning itu Golkar, merah itu PDIP, biru itu Demokrat," ujar Charles seperti dikutip dari Antara.
Charles pun mengaku sempat disuruh datang ke kediaman Setnov guna membahas harga ‘chip’ atau keping kartu e-KTP. Kala itu, ada pula Dirut PT Sandipala, Paulus Tannos sebagai penyedia ‘chip’ e-KTP. Bahkan, Setnov menanyakan harga 1 keping kartu ID dan bertanya apakah e-KTP dapat menggunakan ‘chip’ buatan Cina yang harganya lebih murah.
"Saya ditanya apakah bisa menggunakan 'chip' dari negara lain, yaitu Cina, terus terang HP tidak pernah menggunakan 'chip' dalam jangka waktu 1 tahun. Jadi, saya tidak bisa jawab secara umum, semestinya 'chip' yang dibutuhkan memnuhi standar. Selama kartu itu memenuhi ISO sebetulnya bisa bisa saja. Setelah itu, saya pulang," paparnya.
Selanjutnya, Charles sempat menanyakan pengaruh Setnov dalam proyek e-KTP kepada pemilik perusahaan Delta Energy Investment Made Oka Masagung. Mendengar pertanyaan itu, rekan dekat Setnov pun menjawab, 'Sudahlah percaya saja sama dia (Setnov)'.
Pertemuan di kediaman Setnov tersebut merupakan pertemuan ketiga antara Charles dan Setnov. Charles mengenal Made Oka Masagung dari mantan mertuanya. Ia mengaku mendengar mengenai proyek KTP-el lalu menelepon Made Oka dan 3 minggu kemudian ia diajak ke rumah Setnov.
"Pada pertemuan pertama saya ditanya dari mana punya keahlian apa HP. Beliau (Setnov) dan Pak Oka pindah bicara ke ruangan lain, tidak dengar. Setelah itu, sudah saya diajak pulang. Saya sempat tanya itu siapa, ya, dia bilang udah ikutin aja prosesnya," jelas Charles.
Pertemuan kedua adalah di Gedung DPR RI, ramai-ramai di ruangan besar sekaligus makan siang.
Sebelumnya, jaksa menyebut Setnov diduga menerima USD7,3 juta dan jam tangan Richard Mille senilai 135.000 dolar AS dari proyek e-KTP. Setya Novanto menerima uang tersebut melalui mantan direktur PT Murakabi sekaligus keponakannya Irvanto Hendra Pambudi Cahyo maupun rekan Setnov dan juga pemilik OEM Investmen Pte.LTd. dan Delta Energy Pte.Lte yang berada di Singapura Made Oka Masagung.