Perkembangan pusat tekanan rendah di sekitar Laut Arafura, wilayah perairan di antaran Australia dan Papua, berpotensi melahirkan Bibit Siklon 95S. Ini berdasarkan analisis dinamika atmosfer oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada hari ini (Sabtu, 11/12), pukul 07.00 WIB.
"Sistem 95S tersebut terbentuk di sekitar wilayah perairan Laut Arafura bagian tengah, tepatnya di perairan sebelah timur Saumlaki, di mana posisi pusatnya di sekitar 8.4 LS-133.5 BT," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam keterangan tertulisnya, beberapa saat lalu.
Kecepatan angin maksimum di sekitar Sistem 95S mencapai 15 knots atau 28 km/jam (kph) dan tekanan udara di pusatnya sekitar 1.004 hPa. Sistem 95S diprediksikan masih cukup persisten untuk periode 24 jam ke depan dengan pergerakan ke arah timur-tenggara dan berada dalam kategori rendah untuk menjadi siklon tropis.
"Suatu kriteria bahwa bibit siklon sudah terbentuk menjadi siklon tropis apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot atau 65 km per jam," jelasnya.
Dalam periode 24 jam ke depan, Sistem 95S dapat mengakibatkan hujan sedang sampai lebat di wilayah Maluku dan Papua. Pun berpotensi menyebabkan angin kencang berkecepatan 15-20 knot di Tual, Kepulauan Aru, Papua bagian selatan, dan Perairan Arafura.
Di samping itu, berpeluang memicu gelombang laut setinggi 1,25-2,5 m di timur Laut Banda Utara, perairan utara Kepulauan Kei, perairan Kepulauan Aru, perairan Kaimana, perairan Amamapare-Agats, Laut Arafuru timur Kepulauan Aru, dan timur Laut Arafuru.
"Untuk memperkuat informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem di level daerah, UPT BMKG wilayah Papua secara aktif melakukan diseminasi informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait," tuturnya.
BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) juga terus memantau perkembangan Sistem 95S dan aktivitas dinamika atmosfer lain, termasuk dampak cuaca ekstremnya.
Terkait dengan potensi cuaca ekstrem akibat Sistem 95S, BMKG mengimbau masyarakat menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak; mewaspadai potensi bencana, seperti banjir, banjir bandang, banjir pesisir, dan tanah longsor; serta menghindari daerah rentan bencana.