close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sejumlah polisi membersihkan sisa kerusuhan di salah satu ruas jalan di Manokwari, Papua Barat, Selasa (20/8/2019). Kondisi Manokwari sudah kondusif dan warga mulai melakukan aktivitas di ruang publik meskipun dalam skala terbatas./Antara Foto
icon caption
Sejumlah polisi membersihkan sisa kerusuhan di salah satu ruas jalan di Manokwari, Papua Barat, Selasa (20/8/2019). Kondisi Manokwari sudah kondusif dan warga mulai melakukan aktivitas di ruang publik meskipun dalam skala terbatas./Antara Foto
Nasional
Rabu, 21 Agustus 2019 09:23

Polri pastikan tidak ada aksi massa di Papua

Telah terjadi kesepakatan dengan seluruh elemen masyarakat di Papua dan Papua barat untuk tidak ada lagi aksi turun ke jalan.
swipe

Pascakerusuhan yang terjadi pada awal pekan ini, situasi di Papua dan Papua Barat telah kondusif. Polri menyatakan pada hari ini, Rabu (21/8) sudah tidak ada lagi aksi massa di Papua dan Papua Barat. 

Kepala Biro Penerangan Masyrakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan situasi keamanan masyarakat kondusif dan masyarakat telah beraktivitas seperti biasa. 

Ini terjadi setelah adanya kesepakatan dengan seluruh elemen masyarakat di sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat, bahwa hari ini sudah tidak akan ada aksi turun ke jalan.

Meski sudah dinyatakan kondusif, aparat keamanan masih akan melakukan penjagaan dan membantu membersihkan serta memulihkan fasilitas yang rusak. Jumlah personel tambahan dari Polda Bali pun dikirimkan untuk memulihkan situasi.

Rinciannya, di Manokwari 570 personel, Sorong 200 personel dengan tambahan dari Polda Bali 190. 

Sementara itu, aparat keamanan dan Pemda setempat masih mendata fasilitas publik di Manokwari dan Sorong yang mengalami kerusakan. Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyebut kerusakan fasilitas umum paling banyak terjadi di Sorong. 

“Ada sekitar 30 yang rusak di Sorong. Kalau di Manokwari 13,” kata Dedi saat dihubungi Alinea.id pada Rabu (21/8).

Sejak kemarin (20/8) fasilitas publik tersebut sudah mulai dibersihkan dan diperbaiki, namun belum dapat ditaksir berapa jumlah kerugian dari kerusakan fasilitas itu.

“Belum dapat dipastikan, kami juga masih mendata,” tutur Dedi.

Aksi massa yang terjadi di sejumlah daerah di Papua pada Senin (19/8) berawal dari diamankannya mahasiswa Papua di Surabaya. Peserta aksi merasa adanya tindakan diskriminasi terhadap masyarakat Papua tersebut.

Polisi menjelaskan pengamanan mahasiswa Papua tersebut untuk menghindari terjadinya gesekan dengan masyarakat yang protes atas aksi perusakan bendera merah putih. Aksi massa sempat merambat ke sejumlah daerah seperti Bandung, Medan dan Makassar.
 

img
Ayu mumpuni
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan