Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, tidak ada tekanan magma berlebih di Gunung Merapi. Demikian disampaikan melalui keterangan tertulisnya, Senin (15/2).
"Penurunan status saat ini belum (dilakukan), tetapi aktivitas Merapi saat ini masih di bawah rata-rata daripada tahun tahun sebelumnya," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida.
BPPTKG menerapkan status Siaga (level 3) terkait aktivitas Merapi. Status tersebut diberlakukan sejak 5 November 2020.
Kemudian, jumlah guguran lava dari erupsi masih cenderung tinggi. Tinggi asap maksimum 50 m terlihat dari Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang.
Tumbuhnya awan panas juga mengharuskan masyarakat lebih waspada walaupun terjadi penurunan sensitivitas.
Bahaya yang kini berpotensi terjadi berupa adanya guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Bebeng, Bedog, Boyong, Krasak, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Permukiman dalam radium 6,5 km masih aman untuk beraktivitas. Namun, masyarakat diimbau selalu waspada terhadap lahar, terutama saat terjadi hujan di sekitar Merapi.
"Diimbau untuk masyarakat tetap waspada selama beraktivitas, tetap taati protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) karena Covid-19 masih melanda," tutup Hanik.