Satgas Madago Raya membeberkan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora tidak lagi mempunyai senjata dan amunisi berlimpah. Pasalnya, salah satu anggota MIT bernama Qatar yang tewas merupakan kunci persenjataan mereka.
Danrem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf mengatakan, Qatar pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah orang yang selama ini mengendalikan Ali Kalora dan anak buahnya. Sehingga, saat Qatar tewas, kelompok MIT semakin melemah.
Dia menerangkan, Qatar adalah orang yang mengancam Ali Kalora cs untuk tidak menyerahkan diri ke aparat penegak hukum. Qatar ini juga yang memimpin pembunuhan sadis terhadap para petani di Poso, Sigi, dan Parimo.
"Dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi, Qatar merupakan salah satu pelaku yang terlibat dalam serangkaian aksi pembunuhan di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi dan Desa Kalemago, Kabupaten Poso," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (12/8).
Saat ini, kata dia, enam orang DPO teroris Poso yang tersisa hanya memegang tiga jenis senjata, yaitu laras panjang M16 yang dipegang Ali Kalora serta pistol jenis colt dan FN yang dipegang dua anak buahnya. Namun, amunisi untuk tiga senjata itu sudah terbatas.
Dia mengungkapkan, jika senjata laras panjang M16 yang dipegang Ali Kalora itu sudah tidak berfungsi dengan baik. Pasalnya, usia senjata sudah tua dan lama digunakan di hutan.
"Senjata jenis M16 jenis senjata yang cepat rusak bila lama digunakan di hutan dengan kondisi cuaca yang lembab dan basah," ujarnya.