Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha mengapresiasi Satgas Madago Raya menembak mati pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso Ali Ahmad alias Ali Kalora, Sabtu (18/10). Ali Kalora merupakan pimpinan kelompok Poso yang selama ini sudah menjadi target Satgas Madago Raya, yang sebelumnya bernama Satgas Tinombala.
"Sebagai wakil rakyat yang sekaligus putra daerah Sulawesi Tengah, saya jelas bersyukur atas keberhasilan operasi TNI dalam memburu Ali Kalora," kata Abdul kepada Alinea.id, Senin (20/9).
Abdul juga mengapresiasi ketangguhan masyarakat di sekian banyak kabupaten di Sulteng. Menurutnya, selama bertahun-tahun warga Sulteng berada dalam situasi diteror oleh Ali Kalora dan komplotannya. Namun selama itu pula mereka mampu bertahan dengan tetap bekerja dan beribadah.
"Dan kini, kedahsyatan TNI semoga semakin melipatgandakan semangat masyarakat Sulawesi Tengah untuk terus memajukan tanah persadanya," ujar Abdul.
Seiring dengan situasi Sulteng yang diharapkan kini sudah jauh lebih kondusif, Abdul berharap pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten kota untuk memacu pembangunan Sulteng lebih kencang lagi. Menurutnya, pembangunan Sulteng harus digiatkan demi kesejahteraan utamanya masyarakat Sulteng sendiri.
"Kerja-kerja daerah dan pusat perlu disinergikan, dan saya yang diamanahi untuk berkantor di DPD RI insya Allah akan menjembatani semua pihak dengan sebaik-baiknya," kata Abdul.
Di samping pertambangan, Sulteng memiliki potensi kuat untuk mengembangkan sektor pariwisatanya. Ke depan, halal tourism yang bertumpu pada kekuatan layanan dan teknologi merupakan wajah pariwisata yang tidak hanya profitable tapi juga bisa mempertahankan kepribadian dan kearifan masyarakat Sulteng.
"Situasi keamanan dan ketertiban Sulteng yang kian hari kian kokoh, disertai gairah membangun yang menyala-nyala, menumbuhkan optimisme bahwa Sulteng akan menjadi salah satu provinsi paling kaya seindonesia dengan kontribusi terbesar bagi pusat," tegasnya.
Ali Kalora tewas tertembak bersama anak buahnya Jaka Ramadhan dalam baku tembak dengan Satgas Madago Raya di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo, Sulteng. Sebelum tewas, Ali Kalora bersama anak buahnya masuk dalam enam daftar pencarian orang (DPO) Satgas Madago Raya.