Anggota Komisi VII DPR RI Syaikhul Islam, mempertanyakan kesiapan Pertamina, yang dipimpin oleh Komisaris Utama Basuki Tjahya Purnama itu dalam melaksanakan operasinya. Hal itu merespons ledakan yang mengakibatkan kebakaran terjadi di Area HCC (Hydro Cracker Complex) Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai, Provinsi Riau, Sabtu (1/4/23) sekitar pukul 22.44 WIB.
Padahal, perusahaan pelat merah itu, mempunyai portofolio yang baik juga merupakan perusahaan multinasional, yang membangun jejaring bisnis tidak hanya di Indonesia namun juga di beberapa negara lain seperti Aljazair, Malaysia, Irak, Kanada, Prancis, Italia, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Venezuela bahkan hingga ke Angola.
Pertamina juga telah melakukan akuisisi dan pengelolaan lapangan migas overseas yang dilakukan PT Pertamina Internasional EP untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Tetapi, jika menilik lima tahun ke belakang, di bawah kepemimpinan Ahok, unit bisnis Pertamina di dalam negeri mengalami rentetan kecelakaan kerja. Mulai dari kebakaran kapal di Teluk Balikpapan (Maret 2018), kebakaran Kilang Pertamina Balongan (Maret 2021), Kilang Cilacap (November 2021), Kilang Pertamina Balikpapan (Maret 2022), kebakaran Depo Pertamina Plumpang (Febuari 2023) hingga yang terakhir ledakan di Kilang Dumai Riau (Maret 2023).
Syaikhul yang merupakan legislator Fraksi PKB itu, sangat menyayangkan kecelakaan ini bisa terjadi betubi-tubi.
“Kami pertanyakan kerjanya komisaris utama sebagai wakil dari pemegang saham (BUMN),” ujarnya, dalam keterangan resminya seperti dilansir dari laman resmi DPR.
Ia juga heran mengapa perusahaan nasional yang mendunia bisa memiliki track record manajemen resiko yang sangat buruk.
“Pak Ahok kerjanya apa ya? Atau jangan-jangan Pak Ahok sudah kerja tetapi gak digubris sama direksinya?" ucapnya.
Sebelumnya, juru bicara Pertamina RU II Dumai, Agustiawan, menjelaskan, sebanyak lima orang pekerja terkena dampak akibat kebakaran. Mereka sudah dibawa ke rumah sakit untuk diberikan penanganan medis.
Para korban yang terdampak dalam peristiwa tersebut merupakan karyawan Pertamina HCC yang bekerja saat shift sore. Korban terdampak rata-rata mengalami luka ringan akibat serpihan kaca.
"Tim Keadaan Darurat telah berhasil mengatasi kejadian di area gas compressor Kilang Dumai (1/4). Kejadian telah dapat dikendalikan sekitar pukul 22.54,” jelas Agustiawan dalam keterangan resminya.
Ia juga memastikan Tim Keadaan darurat terus fokus untuk memastikan kondisi aman. Pertamina Kilang Dumai juga terus melakukan pemantauan untuk memastikan agar masyarakat di sekitar kilang tidak terdampak oleh kejadian ini.