Anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar Bobby Adhityo Rizaldi, merespons Kepala Staf Angkat Darat (KSAD) Jenderal Dudung Rachman yang menyindir balik DPR, terkait isu keretakan hubungannya dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Sebelumnya, Dudung membantah hubungannya dengan Andika retak. Ia juga menyebut DPR terkadang bertanya hal tidak jelas dan di luar topik yang dibahas.
Menurut Bobby, apa yang disampaikan Dudung sangat tidak pantas dalam kapasitasnya sebagai KSAD. Pangkalnya, apa yang disampaikan DPR bukan atas nama pribadi melainkan institusi.
"Itu kan rasanya kurang pantas seorang pejabat berbicara begitu. Kan ini bukan cuma orang per orang, kita di komisi ini kan juga institusi," kata Bobby di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/9).
Bobby kemudian membalas sindiran Dudung dan menyebutnya sebagai figur yang akrab dengan kontroversi sejak menjabat Pangdam Jaya.
"Jadi ya, saya rasa kan jejak rekamnya kan juga banyak bikin heboh-heboh karena kalimatnya enggak lengkap lah. Makanya jangan sering ngomong kadang-kadang lah," kata Bobby seraya tertawa.
Menurut Bobby, isu keretakan hubungan Andika dan Dudung sebenarnya sudah dibaca sejak lama. Pangkalnya, baik saat hadir rapar di DPR, dalam beberapa event TNI, Andika dan Dudung juga jarang hadir bersama.
"Ya sebenarnya, sampai sebelum ada kejadian kemarin, mungkin banyak publik yang tidak ngeh. Tetapi setelah kejadian kemarin kan publik juga menjadi bertanya-tanya, kenapa setiap evant besar, kok KSAD tidak pernah bersama dengan Panglima," kata dia.
Meski sudah mengklarifikasi ke media, Bobby mengatakan sebaiknya, Andika dan Dudung tampil bersamaan di depan publik.
"Mungkin supaya tidak ada spekulasi publik, walaupun Pak Dudung dan Bapak Panglima itu sudah saling bantah membantah di dalam media, baiknya bisa tampil bersama agar spekulasi yang muncul karena polemik kemarin, bisa diselesaikan," katanya.